Puisi: Ketika Menjelang Subuh (Karya Fitri Yani)

Puisi "Ketika Menjelang Subuh" karya Fitri Yani menciptakan suasana yang memikat pembaca dan mengajak mereka untuk merenungkan tentang keabadian ...
Ketika Menjelang Subuh

(ketika aku bersinar sempurna
berjumpalah mereka di samping telaga)

sungguh ia berharap kau tak lagi meninggalkannya ketika aroma subuh mulai tercium. maka dirabanya seluruh tubuhmu, dicarinya jejak yang pernah ia titipkan dulu, sebelum penari bertubuh ungu merebutmu, membalut tubuhmu dengan kain perca warna-warni. berserulah ia kepada dingin angin malam itu ”kalaulah sampai jiwa ini kepadanya, lekatkanlah, aku anak panah yang tak ingin melesat, aku pemuja yang tak ingin lagi tahu di manakah letak setia bagi para pecinta”. diam-diam merebaklah harum sawah yang perlahan menghijau di sekitar. sementara kau begitu khusuk merasakan singgahnya debar lain ketika perawan itu menyerahkan tubuhnya, tubuh yang pada malam itu penuh kilau cahaya. lupalah engkau akan gemulai penari bertubuh ungu yang berjanji akan membangun rumah baru bersamamu.

ketika tanganmu sampai di lengkung pinggangnya, sesungguhnya ia tengah merasa bermandikan hujan kelopak melur, hingga tubuhmu bergetar penuh dahaga. penantiannya bak kesabaran yang terperangkap dalam batu. kerinduannya seperti kelopak-kolopak bunga yang menyimpan madu.

engkau merayu sekaligus karam di lubuknya yang terdalam, peluhmu penuh candu, maka ia mengadu seperti tak akan lagi bertemu. lewat pancaran matamu ia tahu, usai subuh itu, usai pula perjumpaan yang baginya adalah perkiraan yang telah menjadi pasti

(legalah aku, sang purnama yang masih bersinar sempurna
sebab telah kurestui gelora yang kerap mereka titipkan kepadaku)

Tanjungkarang, Juli 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Menjelang Subuh" karya Fitri Yani adalah karya yang penuh dengan rasa keagungan dan keintiman, di mana pengarang mengeksplorasi tema cinta, kesabaran, dan pengorbanan.

Tema Cinta dan Keharuman Alam

Puisi ini mengangkat tema cinta yang mendalam dan keharuman alam sebagai latar belakang yang memperkuat atmosfirnya. Pencipta menciptakan gambaran yang indah tentang pertemuan dua insan di tepi telaga pada saat menjelang subuh. Harum hujan kelopak melur dan kesegaran sawah yang menghijau menjadi simbol dari kehadiran cinta dan keabadian.

Ungkapan Rasa Penantian dan Kerinduan

Penyair menggambarkan rasa penantian yang panjang dan kerinduan yang mendalam dari salah satu pihak dalam hubungan tersebut. Dia menunggu dengan sabar dan penuh harapan, merasa seperti kesabaran yang terperangkap dalam batu. Kerinduannya disamakan dengan kelopak-kelopak bunga yang menyimpan madu, menunjukkan keintiman dan kelembutan perasaannya.

Pengorbanan dan Kehadiran Penuh Perasaan

Puisi ini juga mencerminkan tema pengorbanan dan kehadiran penuh perasaan dalam cinta. Salah satu pihak dalam hubungan tersebut mengorbankan dirinya dengan kehadiran fisik dan emosional yang sepenuhnya. Dia merasa dihadapkan pada kepastian bahwa pertemuan mereka akan berakhir setelah subuh, tetapi dia tetap merestui dan menghargai momen-momen indah yang mereka miliki bersama.

Keabadian Cinta

Puisi ini menggambarkan keabadian cinta di tengah pergantian waktu dan kondisi. Meskipun pertemuan mereka hanya sementara, cinta mereka diukur dengan intensitas momen-momen yang mereka bagikan bersama. Bahkan setelah pertemuan itu berakhir, sang purnama yang bersinar sempurna masih menyaksikan dan merestui perasaan yang tulus di antara mereka.

Puisi "Ketika Menjelang Subuh" adalah ungkapan tentang cinta yang mendalam, kesabaran, pengorbanan, dan keindahan alam. Melalui gambaran-gambaran yang indah dan kata-kata yang terpilih, penyair menciptakan suasana yang memikat pembaca dan mengajak mereka untuk merenungkan tentang keabadian cinta dalam suasana yang tenang dan penuh keharuman alam.

Fitri Yani
Puisi: Ketika Menjelang Subuh
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.