Puisi: Keran (Karya Nersalya Renata)

Puisi "Keran" karya Nersalya Renata mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kewajiban, dan cerita yang tak terucapkan.
Keran

tak perlu kau perbaiki keran itu
biarkan ibu terus menunggu
air menetes
sambil menjahit tubuhnya
dengan garis-garis jelujur
dan rapat tisikan
atau biarkan ia membayangkan
air mengalir deras dalam kepalanya
menghanyutkan ihwal yang lama tersimpan

teruslah bicara
tentang kewajiban dan aturan kehidupan
agar tak jadi prasasti
atau fosil
yang ingin ditemukan dan dimaknai

tak perlu kau perbaiki keran itu
cerita-cerita telah mampat
tak ada yang dapat dicatat
amarahku menjelma
langkah tergesa yang sunyi
tertinggal di lemari
di bawah kursi
serta dalam ruang-ruang
yang tak mampu kumasuki

mungkin kau pernah ada
pada ranjang di sudut kamar
atau boneka beruang
yang sebelah matanya telah hilang
tapi aku tak ingin tahu
tak akan bertanya

kita sedang main sandiwara
tanpa plot dan sutradara.

Bandar Jaya, 2004

Sumber: Lima Gambar di Langit-Langit Kamar (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Keran" karya Nersalya Renata adalah sebuah karya yang menggugah dan penuh dengan makna tersembunyi. Melalui simbolisme dan imaji yang kuat, Renata menggambarkan perasaan, kenangan, dan kerinduan yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kewajiban, dan cerita yang tak terucapkan.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari dua bagian utama yang masing-masing terdiri dari beberapa baris dengan panjang yang bervariasi. Struktur yang tidak teratur ini mencerminkan ketidakpastian dan kompleksitas emosi yang disampaikan oleh penulis.
  • Bagian Pertama: Menggambarkan suasana yang melankolis dan keinginan untuk membiarkan hal-hal tetap seperti adanya, meskipun itu berarti membiarkan keran yang bocor.
  • Bagian Kedua: Menggambarkan kerinduan dan kesedihan yang terpendam, serta ketidakmampuan untuk menghadapi realitas secara langsung.

Gaya Bahasa

  • Simbolisme: Keran yang bocor menjadi simbol utama dalam puisi ini, mewakili aliran kenangan dan emosi yang terus mengalir meskipun tidak diinginkan. "tak perlu kau perbaiki keran itu / biarkan ibu terus menunggu / air menetes"
  • Imaji: Penggunaan imaji yang kuat membantu pembaca membayangkan situasi dan perasaan yang dialami oleh penulis. "air mengalir deras dalam kepalanya / menghanyutkan ihwal yang lama tersimpan"
  • Metafora: Penulis menggunakan metafora untuk menyampaikan perasaan dan emosi yang mendalam, seperti perbandingan antara amarah dengan langkah tergesa yang sunyi. "amarahku menjelma / langkah tergesa yang sunyi"

Ketidakpastian dan Penerimaan

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang ketidakpastian dalam kehidupan dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak bisa diubah. Penulis menunjukkan bahwa tidak semua masalah harus diperbaiki; beberapa hal lebih baik dibiarkan mengalir sebagaimana adanya.
  • Penerimaan Keadaan: Penulis menunjukkan bahwa terkadang menerima keadaan yang ada lebih penting daripada mencoba memperbaikinya. "tak perlu kau perbaiki keran itu"

Kenangan dan Kesedihan

Keran yang bocor juga melambangkan kenangan dan emosi yang terus mengalir, meskipun mencoba untuk dilupakan. Puisi ini menggambarkan kesedihan yang terpendam dan kerinduan yang tak terucapkan.
  • Kenangan yang Mengalir: Air yang menetes dari keran melambangkan kenangan dan emosi yang tidak bisa dihentikan. "air mengalir deras dalam kepalanya / menghanyutkan ihwal yang lama tersimpan"

Kehidupan dan Kewajiban

Penulis juga mengangkat tema tentang kewajiban dan aturan kehidupan yang terkadang terasa membebani. Puisi ini menggambarkan bagaimana kewajiban dan aturan bisa menjadi beban yang menghambat kebebasan.
  • Kewajiban dan Aturan: Penulis mencerminkan perasaan tentang kewajiban dan aturan kehidupan yang sering kali menghalangi kebebasan dan ekspresi diri. "teruslah bicara / tentang kewajiban dan aturan kehidupan"
Puisi "Keran" karya Nersalya Renata adalah sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan emosi mendalam. Melalui penggunaan simbolisme, imaji, dan metafora, Renata berhasil menggambarkan perasaan tentang kenangan, kesedihan, dan ketidakpastian hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang penerimaan, kenangan yang terus mengalir, dan kewajiban hidup yang sering kali membebani. Dengan gaya bahasa yang kuat dan makna yang mendalam, "Keran" menjadi karya yang menggugah dan menyentuh hati pembaca.

Nersalya Renata
Puisi: Keran
Karya: Nersalya Renata

Biodata Nersalya Renata:
  • Nersalya Renata lahir pada tahun 1981 di Bandar Jaya, Lampung Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.