Puisi: Kepada Engkau yang Menemani Sajakku (Karya Mahdi Idris)

Puisi "Kepada Engkau yang Menemani Sajakku" karya Mahdi Idris menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seorang penulis (atau narator) yang ...
Kepada Engkau yang Menemani Sajakku

Di penghujung malam mesti kau renungkan seberapa kelam  pikiranku jauh dari ambang pintu. Bau tubuhku serupa debu, disayat dingin yang senantiasa tahu aku jauh darimu. Betapa nostalgia perih menyayat ingatan tentang apa yang kau bisikkan pada angin agar  aku pulang meski gerimis mencincang tubuh dalam perjalanan.

Aku yang tak pandai merayu, mesti tahu agar kau tetap tersenyum menyelip sebuah sajak dingin dalam telapak tanganmu saat kita berpapasan di pintu pagar. lalu kau bawa sampai ke dapur, menaruh dalam cangkir kopi, kau letakkan di atas meja, seraya menemaniku mengumpul pintalan sajak yang berserak dalam kepala sejak perjalanan pulang.

Aku tahu kau telah bersabar menjadi tiang, begitu kuat mengikat diri menjaga pikiranku tak terganggu, menyusun kata demi kata yang sesekali tiada bermakna, menjelma humus tak berladang; tapi kemanakah kutempatkan selain ke sisimu.

Begitulah hari-hari  yang kita lalui antara rumah dan kota, antara malam dan perjalanan.  sampai segalanya menyisakan sebiji sawi harapan buat engkau dan anak-anak menjadi panorama indah dalam rumahtangga, sejak perkawinan dua belas tahun ditempa waktu.

Pondok Kates, 2016

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Engkau yang Menemani Sajakku" karya Mahdi Idris merupakan ungkapan yang puitis dan introspektif tentang hubungan intim antara dua individu dalam kehidupan sehari-hari. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seorang penulis (atau penyair) yang mencoba mengungkapkan rasa syukur, cinta, dan nostalgia terhadap pasangannya yang telah setia menemani dalam kesendirian dan kisah hidupnya.

Tema Utama

  • Cinta dan Kesetiaan: Puisi ini menyoroti tema cinta yang dalam dan kesetiaan dalam sebuah hubungan jangka panjang. Penyair menghargai peran pasangannya sebagai pendamping yang sabar dan kuat, yang mampu menghadapi segala tantangan dan perubahan dalam hidup mereka bersama.
  • Nostalgia dan Perjalanan: Penyair merenungkan tentang perjalanan hidupnya dan momen-momen berharga yang mereka lewati bersama. Nostalgia terasa kuat dalam penggambaran tentang percakapan, kebersamaan, dan rutinitas sehari-hari yang mengikat mereka.
  • Sajak dan Kreativitas: Puisi ini juga mengaitkan proses kreatif menulis sajak dengan pengalaman hidup personal. Pasangan penyair tidak hanya menjadi sumber inspirasi tetapi juga tempat penyaluran ekspresi emosional dan pemikiran.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Romantis dan Sentimental: Mahdi Idris menggunakan bahasa yang romantis dan sentimental untuk menggambarkan perasaan penyair terhadap pasangannya. Penggunaan kata-kata seperti "renungkan seberapa kelam pikiranku" dan "menyayat ingatan" menggambarkan intensitas emosi dalam hubungan mereka.
  • Imaji Sehari-hari yang Kuat: Imaji-imaji sehari-hari seperti bau tubuh, debu, cangkir kopi, dan meja mewakili keintiman dan kebersamaan yang sederhana namun penuh makna dalam kehidupan mereka.
  • Simbolisme dan Metafora: Simbolisme seperti "tiang" yang mencerminkan kekuatan dan kesetiaan pasangan, serta metafora tentang kata-kata yang "jelma humus tak berladang", menggambarkan perjalanan rohani dan kreatif penyair.

Emosi dan Makna

Puisi ini menghadirkan berbagai emosi, mulai dari keintiman dan rasa syukur hingga nostalgia dan refleksi atas masa lalu yang telah dilalui bersama. Makna yang dalam terletak pada penghargaan penyair terhadap peran dan kontribusi pasangannya dalam kehidupannya, serta pengakuan akan kerumitan dan keindahan hubungan manusiawi.

Puisi "Kepada Engkau yang Menemani Sajakku" karya Mahdi Idris adalah sebuah puisi yang membangkitkan perasaan dan pemikiran mendalam tentang cinta, kesetiaan, dan kehidupan bersama dalam perjalanan hidup. Dengan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Idris berhasil menggambarkan hubungan intim yang tidak hanya mencerminkan aspek-aspek romantis, tetapi juga kemanusiaan dan keintiman yang mendalam antara dua individu dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi
Puisi: Kepada Engkau yang Menemani Sajakku
Karya: Mahdi Idris

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kekasih Kekasih, aku telah menuliskan kata rindu dan membisikkan padamu sejuta cinta yang tak terkalahkan. Jiwaku hanya bayang yang senantiasa sirna tanpamu. Kekasih, lihatl…
  • Indonesia, dalam Denyut Nafasku Sang proklamator yang telah pergi, suaranya yang menggema itu adalah ruh yang bersemayam dalam denyut nafasku. Dari peluhnya yang be…
  • Sabda Alam Kurebahkan tubuh di atas waktu harapan berpulang ke hulu di sana air bersabda, dialah paling setia menyuburi tanah ibu. Tubuhku yang telah menjelma sung…
  • Kau Boleh Menangis Kau boleh menangisi kepergianku yang pernah singgah mengisah di bilik tua tentang sekerat cinta yang kutaburi gula kadangkala garam di atasnya K…
  • Imajinasi Aku berlayar dalam lautan peluh bernaung di punggung matahari kukhitbah bukit mimpi menjelma taman sorga agar kerinduanku hanyalah pada tanah ini. Perna…
  • Racun Putroe Neng Ia telah menyusup dalam tubuhnya, lepaskan inti racun yang mematikan. Si nenek telah menyumpal mantra dingin dalam rusuknya agar si cucu tak binasa, tapi me…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.