Puisi: Kalam (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Kalam" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan perjuangan, kehampaan, dan perjalanan batin melalui penggunaan bahasa yang kaya dengan ...
Kalam

Telah digenggam kalam
Dan kata berderai merangkai suara
Tanda bundar melingkar sengketa
Rambu yang terpaku di depan jembatan

Cermin tergantung di dinding hijau
Bale kayu menyerah kepada jendela
Kasur usang kosong membayang
Dalam batas garis lingkar

Sebuah mata bundar bening
Menyergap derai hujan gerimis
Dalam jaras sinar terlontar ke luar
Membanting bayang di dinding bulukan

Telah digenggam kalam dirajut malam
Menghilang detik jam di dinding suram
Buku bersampul merah menyerah kalah
Pengembara terbantai hilang sudah

Sumber: Tonggak 2 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Kalam" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan perjuangan, kehampaan, dan perjalanan batin melalui penggunaan bahasa yang kaya dengan metafora dan simbolisme. Melalui setiap baitnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata dan gambaran yang disajikan.

Tema Utama

  • Perjuangan dan Konflik: Tema utama puisi ini adalah perjuangan dan konflik yang tergambar melalui kalam (pena) yang digenggam, yang menjadi simbol kekuatan kata-kata dan suara. "Dan kata berderai merangkai suara / Tanda bundar melingkar sengketa" mengindikasikan bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk menciptakan dan menyelesaikan konflik.
  • Kehampaan dan Kesendirian: Puisi ini juga menyentuh tema kehampaan dan kesendirian. Gambaran "Kasur usang kosong membayang / Dalam batas garis lingkar" mencerminkan kesendirian dan ketidakberdayaan dalam batasan yang ditentukan oleh kehidupan.
  • Refleksi dan Perenungan: Tema refleksi dan perenungan hadir melalui cermin yang tergantung dan buku bersampul merah yang menyerah kalah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan batin dan pertempuran internal yang dihadapi setiap individu.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Metafora dan Simbolisme: Harijadi menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan makna yang dalam. Kalam sebagai pena menjadi simbol kekuatan kata-kata, sedangkan tanda bundar melingkar mengindikasikan siklus kehidupan dan konflik. Cermin yang tergantung mencerminkan refleksi diri, dan buku bersampul merah melambangkan pengetahuan dan pengalaman yang terhenti.
  • Kontras dan Imaji Visual: Kontras digunakan untuk menyoroti perbedaan antara harapan dan realitas. Penggambaran "bale kayu menyerah kepada jendela" menunjukkan ketidakberdayaan, sementara "pengembara terbantai hilang sudah" menggambarkan akhir dari sebuah perjalanan atau perjuangan. Imaji visual yang kuat, seperti "mata bundar bening" dan "bayang di dinding bulukan," menambah kedalaman puisi ini.

Interpretasi

Puisi "Kalam" menggambarkan kekuatan kata-kata dalam menciptakan dan menyelesaikan konflik. Pena yang digenggam melambangkan kekuatan untuk menulis dan mengubah dunia, namun juga mencerminkan perjuangan dan konflik yang dihadapi dalam proses tersebut.

Kesendirian dan kehampaan tergambar melalui kasur usang yang kosong dan batas garis lingkar, mencerminkan batasan dan ketidakberdayaan yang dirasakan individu. Cermin dan buku yang menyerah kalah mengindikasikan refleksi diri dan akhir dari sebuah perjalanan atau pencarian makna.

Penggunaan imaji visual yang kuat, seperti mata bundar bening yang menyergap hujan gerimis, menciptakan suasana yang penuh dengan ketegangan dan perenungan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan kata-kata, konflik internal, dan perjalanan batin yang dialami setiap individu.

Puisi "Kalam" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah karya yang kaya dengan metafora dan simbolisme, menggambarkan perjuangan, kehampaan, dan perjalanan batin. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan imaji visual yang kuat, Harijadi mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan kata-kata, refleksi diri, dan makna di balik setiap perjalanan hidup. Puisi ini menyoroti pentingnya perenungan dan kesadaran diri dalam menghadapi konflik dan mencari makna dalam kehidupan.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Kalam 
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.