Puisi: Jika Malam (Karya Wedha Asmara)

Puisi "Jika Malam" karya Wedha Asmara memperlihatkan keintiman dan kompleksitas perasaan terhadap malam sebagai metafora untuk kehidupan dan emosi ...
Jika Malam

Jika malam berbuah bulan
aku rindukan malam
sebab tak ada lagi alasan
untuk tidak mencintainya

Jika malam begitu dingin
tidak juga alasan
toh, aku sendiri nyala api
yang senantiasa membakar diri!

Sumber: Astana Kastawa 2 (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Jika Malam" karya Wedha Asmara adalah sebuah karya yang memperlihatkan keintiman dan kompleksitas perasaan terhadap malam sebagai metafora untuk kehidupan dan emosi manusia. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, Wedha Asmara menggambarkan hubungan personal yang dalam dengan malam sebagai simbolisasi dari berbagai aspek kehidupan.

Hubungan dengan Malam sebagai Metafora

Puisi ini menggunakan malam sebagai metafora untuk berbagai aspek emosional dan kehidupan manusia. Malam tidak hanya dijadikan latar atau suasana, tetapi lebih sebagai entitas yang hidup dan mempengaruhi perasaan individu yang mengalaminya.

Keintiman dengan Malam dan Bulan

Bait pertama, "Jika malam berbuah bulan / aku rindukan malam", menggambarkan kerinduan terhadap malam yang penuh dengan bulan. Bulan di sini dapat diinterpretasikan sebagai simbol keindahan, keabadian, atau kehadiran yang menenangkan. Puisi ini mengekspresikan ketidakberdayaan untuk tidak mencintai malam yang indah ini.

Keberanian dan Kekuatan dalam Dinginnya Malam

Bait kedua, "Jika malam begitu dingin / tidak juga alasan / toh, aku sendiri nyala api / yang senantiasa membakar diri!", menunjukkan keberanian dan ketegasan dalam menghadapi tantangan atau kesulitan yang muncul dalam hidup. Malam yang dingin tidak dapat memadamkan api kekuatan dan semangat dalam diri individu ini.

Simbolisme Api dan Pemurnian Diri

Metafora "api yang senantiasa membakar diri" dapat diartikan sebagai semangat atau tekad yang kuat dalam menjalani hidup, meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit atau tidak menyenangkan. Hal ini mencerminkan kemampuan individu untuk tetap berdiri dan menghadapi tantangan, bahkan ketika situasi terlihat suram.

Makna Kehidupan dan Pencarian Keseimbangan

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan bagaimana individu dapat menemukan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang muncul. Malam sebagai simbol kegelapan atau tantangan dihidupkan kembali sebagai kesempatan untuk menemukan kekuatan dan keindahan dalam keadaan yang sulit.

Puisi "Jika Malam" karya Wedha Asmara adalah sebuah karya yang menggambarkan hubungan personal yang mendalam dengan malam sebagai simbol kehidupan dan emosi manusia. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Wedha Asmara berhasil mengekspresikan kerinduan, keberanian, dan semangat dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan melalui metafora malam yang kaya akan simbolisme. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang hubungan mereka dengan lingkungan sekitar dan bagaimana makna-makna dalam kehidupan dapat ditemukan dalam momen-momen yang sederhana namun signifikan seperti malam.

Puisi
Puisi: Jika Malam
Karya: Wedha Asmara

Biodata Wedha Asmara:
  • Wedha Asmara lahir pada tanggal 31 Agustus 1954.
  • Wedha Asmara meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 2012.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.