Puisi: Jejak Waktu (Karya Frans Nadjira)

Puisi: Jejak Waktu Karya: Frans Nadjira
Jejak Waktu


berapa berat
timbangan dosa-dosaku? 
               
Waktu meletakkan jejak kakinya
di wajah pucat kelam malam.
Sebuah dipan Kelambu kusam
Membayang di cermin dekat jendela.

Suara pilu burung-burung senja
Kaca jendela menyapa
Cemas melintas
di celah tetes hujan.
Suara siul seorang lelaki
Melangkah perlahan di bawah pohon.

Tak ada yang berubah.
Pohon randu yang tak henti
menatap langit
Sarang laba-laba dan ramalan 
yang menyertainya
Bergetar setiap peralihan musim.

Perempuan itu bukan masa silam
Bukan derit pintu yang menghilang
di sebalik gelap malam.
Dia nyata, menyala dan bermimpi
Dia merintih, melepas kupu-kupu,
gunung-gunung dan igauan
Dari tubuhnya yang hangat.
               
Lelaki itu melihat jejak waktu
berpeluh di depan pintu.
Pelukan melepas angin dingin
yang menggigil
Mengigau seperti desau risau sungai
Jejak waktu dan jerit pluit kereta malam
Yang berhenti di tepi hutan.

Perempuan itu duduk di pinggir dipan
Menatap wajah kelam malam di cermin.
Ia tahu seseorang meletakkan kenangan
di bawah bayang-bayang teratak
Yang tak henti bergerak.
Ia tahu bahwa waktu meninggalkan
Jejak dingin di tetes embun.




Frans Nadjira
Puisi: Jejak Waktu
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.