Analisis Puisi:
Puisi "Fitri" karya M. Nurgani Asyik adalah sebuah karya yang penuh dengan rasa introspeksi, kebingungan, dan keinginan untuk kembali ke jati diri. Puisi ini mengekspresikan kekosongan, kehilangan, dan pencarian akan kedamaian serta kesucian batin yang terkait erat dengan pencarian makna dalam kehidupan.
Ketidakpastian dan Kehilangan Diri: Puisi ini mengekspresikan kekosongan dan kebingungan. Penggunaan gambaran "anak hilang di kerimbaan dunia" menyiratkan kehilangan diri, perasaan terombang-ambing dalam kehidupan yang begitu kompleks. Penyair merasa seolah terjerat dalam kepekatan jenuh yang membuatnya merasa kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Rasa ini diperkuat dengan ungkapan "menjadi tiada daya samasekali."
Pencarian Ketenangan dan Kebenaran dalam Kelelahan: Puisi menggambarkan kelelahan terhadap pertunjukan kehidupan. Ketika segala hal di dunia ini tampak tidak menarik lagi, penyair mengungkapkan keinginannya untuk menemukan kebenaran, keaslian, dan kebenaran yang murni, terutama saat kembali pulang larut malam. Penyair merasa tertekan oleh kecemasan yang terpampang jelas di setiap aspek kehidupannya, dan ini menciptakan ketakutan terhadap keheningan dan ketenangan.
Kembali ke Keaslian dan Kesucian Batin: Penyair mengekspresikan keinginan untuk kembali ke akar-akar yang sejati, tanpa membawa atau menyembunyikan sesuatu di balik kepalsuannya. Ungkapan "tanpa menyimpan apa pun di balik pakaian / kecuali fitrah yang Kau beri" menegaskan keinginan untuk kembali kepada fitrah atau kodrat asli manusia, tanpa kedok atau hal-hal buatan yang menutupi keasliannya.
Analisis Bahasa dan Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna yang mendalam. Penggunaan metafora dan gambaran yang kuat, seperti "anak hilang di kerimbaan dunia" dan "kecemasan tertera jelas atas tiap halaman hidup," menghadirkan citra kebingungan dan kekosongan yang kuat.
Puisi ini memancarkan perasaan kelelahan dan keinginan untuk menemukan kedamaian dan keaslian dalam kehidupan yang penuh kebingungan. Pencarian akan makna, ketenangan, dan kembali ke akar-akar yang sejati menjadi inti dari pesan yang disampaikan.
Secara keseluruhan, puisi "Fitri" oleh M. Nurgani Asyik adalah sebuah karya yang menggambarkan pencarian kesucian batin dalam kebingungan dan kekosongan kehidupan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti sejati dari kehidupan dan pentingnya kembali kepada akar-akar yang sejati di tengah kesibukan dan kebingungan dunia.