Puisi: Cinta dan Para (Karya Mahatmanto)

Puisi "Cinta dan Para" karya Mahatmanto menggambarkan bagaimana cinta dapat menciptakan harapan baru dan perubahan dalam kehidupan seseorang.
Cinta dan Para

Di sini aku mulai melihat harapan pertama
di negeri cinta dan para
Kulihat kembali cinta yang dulu
dikuburkan ibuku
bersama darah beku yang kubawa serta ketika
aku dilahirkan ke dunia

Sekali ini baru kudengar wanita
menjerit tertawa
melihat muka baru yang lama baru dikenal namanya
Dan banyak gadis berkerumun mengintip di jendela
menengok ini pengembara muda yang
memandikan daki ingatan tanah Jawa
di arus musi mengalir tenang
jauh ke muara selat Bangka

cinta bersahaja yang hampir tidak kukenali lagi
ba-tiba dengan angkuhnya merebut diriku dari
genggaman waktu dan keluarga
seperti harimau menyeret kijang
yang membekas panjang
di sepanjang bayangan keteduhan hutan para.

Sekaju, 2 September 1951

Sumber: Majalah Mimbar Indonesia (20 Oktober 1951)

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta dan Para" karya Mahatmanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pemahaman akan cinta, harapan, dan pengalaman dalam konteks budaya Jawa.

Tema Puisi: Puisi ini mencerminkan tema cinta dan perubahan. Penyair berbicara tentang perjalanan cinta dan bagaimana perasaannya terbentuk ulang dalam lingkungan budaya Jawa.

Penggunaan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang khas dan sangat kaya dalam puisi ini. Dia merujuk pada "negeri cinta dan para" dan menggambarkan perjalanan di sana. Bahasa Jawa, mitos, dan cerita rakyat mendalam menjadi elemen penting dalam puisi ini.

Pengalaman Pribadi dan Keluarga: Puisi ini mencerminkan pengalaman pribadi penulis dan ikatan keluarganya. Ada rasa yang mendalam terhadap ibu dan hubungan antara generasi dalam puisi ini.

Perubahan dan Harapan: Puisi ini menggambarkan pemahaman akan perubahan dalam kehidupan. Ada harapan baru yang timbul dalam budaya baru ("cinta yang hampir tidak kukenali lagi"). Penyair menceritakan pengalamannya melihat perubahan dan perkembangan dalam kehidupannya yang mencakup cinta.

Budaya Jawa: Budaya Jawa menjadi latar belakang kuat dalam puisi ini. Penyair menggambarkan suasana dan budaya di mana cinta dan perubahan itu terjadi.

Puisi "Cinta dan Para" adalah karya sastra yang merangkai kata-kata dan budaya Jawa dengan penuh rasa. Penyair menciptakan suasana yang memungkinkan pembaca untuk merenungkan perubahan dalam cinta dan pengalaman pribadi dalam konteks budaya Jawa. Melalui puisi ini, ia merayakan budayanya dan menggambarkan bagaimana cinta dapat menciptakan harapan baru dan perubahan dalam kehidupan seseorang.

Puisi: Cinta dan Para
Puisi: Cinta dan Para
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.