Analisis Puisi:
Puisi "Bisa Jadi" karya Catur Stanis merupakan sebuah karya yang menggambarkan sikap seorang penyair terhadap realitas sosial-politik yang ada di sekitarnya. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Catur Stanis mengeksplorasi peran dan sikap seorang penyair dalam menghadapi kondisi zaman dan tanggung jawab moralnya sebagai seorang seniman.
Identitas Penyair dalam Realitas Sosial
Dalam bait pertama, penyair mengaku sebagai "penyair salon" yang memegang secawan anggur dan memeluk rembulan. Ini dapat diartikan sebagai simbol-simbol kehidupan estetis dan keindahan yang menjadi bagian dari identitas seorang penyair. Meskipun demikian, penggambaran ini juga bisa menunjukkan sebuah ironi terhadap kehidupan dan realitas yang sebenarnya.
Penolakan terhadap Realitas Politik
Bait kedua dan ketiga mengeksplorasi sikap penyair terhadap realitas politik yang ada di sekitarnya. Penyair menegaskan bahwa ia tidak ingin "mencatat gelisah jaman" yang penuh dengan kegelisahan dan penderitaan rakyat. Hal ini menunjukkan penolakan terhadap menjadi seperti penguasa atau elit politik yang sering kali hanya menggunakan kata-kata dan retorika untuk memanipulasi dan menipu.
Penyair sebagai Pengamat Kritis
Meskipun menolak untuk terlibat dalam politik praktis, penyair dalam puisi ini tetap menunjukkan kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada di sekitarnya. Ia mencatat gelisah jaman dan nasib rakyat yang sekarat, meskipun dengan sikap kritis yang menjaga jarak dari kekuasaan dan politik.
Bahasa dan Gaya Penulisan
Catur Stanis menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna dalam puisi ini. Penggunaan kata-kata seperti "salon", "anggur", dan "rembulan" memberikan nuansa keindahan dan estetika, sementara kata-kata seperti "gelisah", "nasib rakyat sekarat", "penguasa menipu", dan "retorika" memberikan kontras yang jelas terhadap realitas politik yang keras dan pahit.
Puisi "Bisa Jadi" karya Catur Stanis mengajak pembaca untuk merenungkan peran dan tanggung jawab seorang penyair dalam masyarakat. Puisi ini tidak hanya merupakan kritik terhadap kekuasaan dan manipulasi politik, tetapi juga merupakan sebuah refleksi tentang moralitas seniman dalam menyikapi realitas sosial yang rumit dan penuh tantangan.
Dengan demikian, puisi "Bisa Jadi" bukan hanya sebuah karya sastra yang menghibur, tetapi juga sebuah panggilan untuk menyadari posisi etis dan moral seorang seniman dalam menghadapi realitas sosial-politik yang ada di sekitarnya.
Puisi: Bisa Jadi
Karya: Catur Stanis
Karya: Catur Stanis
Biodata Catur Stanis:
- Catur Stanis lahir dengan nama Catur Nugroho pada tahun 1969 di Ngampilan, Yogyakarta.
- Catur Stanis meninggal dunia pada tanggal 9 April 2015