Puisi: Bandang (Karya Zen Hae)

Puisi: Bandang Karya: Zen Hae
Bandang


tuan, di ladang
matahari pantat dandang
tapak liman rindu ganggang
berkelindan

lalu
tujuh arwah telanjang
memanjat pohon santan
: kencing jadi hujan

tapi
kauayun kapak – mabuk
mendongak hutan tonggak
bumi mati pucuk

musnah rongga tanah
meluap segala – menggenang
kota bandang!

siang malam
jaring maut mekar di teluk
tak habis duka disindik
bertangan-tangan

ayo ke seberang, abang
bikin proposal, gelar seminar
“kota ditelan kolam”

anak-anak meriang
“ibu, raung siluman empang”
“hanya gerung katak betung,
buyung”

orang lendir di pesisir
memasang insang dan capit udang
“hiruplah segala bala,
raja air!”

tapi
sepanjang malam
ia hanya menekur dan bertelur
mengerang dan merejan

fajar tanpa azan
kerik akbar riang-riang
: ohoi, telur dendam
seantero kota

nanti,
semua menetas – bebas
terbang-berenang-melata
menyerbu segala penjuru

ludah paling tuah
cakar paling bakar
pagut paling maut
beraksilah!

tu(h)an akan tamat!


2002

Zen Hae
Puisi: Bandang
Karya: Zen Hae

Biodata Zen Hae:
  • Zen Hae lahir pada tanggal 12 April 1970 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Bahu Batu ia sampai ke sebuah danau – setelah berlari kecil sembilan putaran, dari kanan ke kiri. ahlan! ia berlari kecil hingga seluruh jalan dan kedai, pelat rek…
  • Aku dan Tungganganku : agam wispi (1930-2003) kau menyebutku orang buangan. aku seorang kelana, sebenarnya. aku tidur dan jaga di atas kudaku. aku dan tungganganku ada…
  • Paus Merah Jambu : iswadi pratama seekor paus lapar, bung, ingin mencaplok gunung sebuah sajak mengumpaninya tongkang dan kecubung bermalam-malam kau terbangun ol…
  • Dua Tangisan ia mendengar tangis seorang anak kecil dari balik rimbun pohon rambutan – selemparan batu darinya ia juga mendengar seseorang menabuh tambur dari bal…
  • Mayat Canggung dan Hutan Riang : kebumikan aku di sana. di ujung rel-rel itu bersama matahari yang digodam suara azan dan cekikikan : tapi itu kereta terakhir yang memb…
  • Rumah Jagal para pemburu meneluh malam bayang kita tersalib di dinding hujan paku dan beling meleleh dari genting perih kian deras, sayangku. menyiram bumi bagai …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.