Puisi: Anonim (Karya Mahatmanto)

Puisi "Anonim" karya Mahatmanto menghadirkan tema eksistensial yang mendalam, mengeksplorasi makna hidup, kematian, dan arti dari pengalaman ...
Anonim

Jika aku tahu
bahwa aku akan mati
dan lenyap
serta tak seorang akan mengenang
seekor anjing kesayangan pun tidak
mengapa aku harus hidup
dan mabuk
serta mentersiakan seluruh tenaga
untuk lupa

Tidak

Aku tidak harus hidup
dan bersama lupa
kemudian mati lenyap
dalam tak ada

Aku tidak harus lahir
hanya semata karena dilahirkan
oleh sepasang satu dan setengah cinta
sekedar untuk bercinta
kemudian jadi kerangka
lalu debu
kemudian tak ada

Ada yang permai dalam hidup begini

Seribu derita
sebagai ganti setiap cinta

Hidup itu derita
cinta itu lupa

Derita ditentang lupa

Hidup di sini punya harga
karena cinta taruhan derita.

24 Maret 1970

Sumber: Tonggak 1 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Anonim" karya Mahatmanto menghadirkan tema eksistensial yang mendalam, mengeksplorasi makna hidup, kematian, dan arti dari pengalaman manusia dalam dunia yang kadang tanpa makna yang jelas.

Pertimbangan tentang Kematian dan Pengabaian

Puisi ini dimulai dengan pertanyaan yang menggugah: jika pengetahuan akan kepastian kematian dan lenyapnya setelah itu tidak meninggalkan bekas apapun, mengapa seseorang harus tetap hidup? Pertanyaan ini menyoroti kekosongan eksistensial yang mungkin dirasakan oleh individu dalam menghadapi keterbatasan manusia.

Penolakan terhadap Keberadaan

Puisi ini mengekspresikan penolakan terhadap keharusan hidup hanya untuk melupakan segala sesuatu. Dengan tegas, penulis menolak ide bahwa hidup hanya sebatas untuk kemudian lenyap dalam kehampaan.

Pertimbangan tentang Kelahiran dan Kematian

Penyair merenungkan tentang keberadaan manusia yang dilahirkan semata-mata karena cinta, namun akhirnya hanya menjadi kerangka dan debu, tak meninggalkan apa pun. Ini menggambarkan siklus kehidupan yang sementara dan berakhir dalam ketiadaan.

Perlawanan terhadap Derita dan Lupa

Puisi ini menghadirkan kontras antara derita dan lupa, dengan menggambarkan hidup sebagai derita dan cinta sebagai penghapus lupa. Namun, derita menentang lupa, menunjukkan bahwa pengalaman hidup—meskipun penuh dengan penderitaan—memiliki nilai yang penting.

Pesan Filosofis

Melalui kalimat-kalimat yang puitis dan mendalam, Mahatmanto menawarkan refleksi tentang eksistensi manusia dan arti hidup yang sering kali tersembunyi di balik pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Puisi ini menuntun pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan keberadaan, serta menggugah pemikiran tentang nilai cinta dan derita dalam pengalaman manusia.

Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang puitis, puisi "Anonim" karya Mahatmanto menggambarkan perenungan mendalam tentang kehidupan, kematian, dan makna dari setiap pengalaman manusia. Puisi ini tidak hanya mengeksplorasi sisi gelap dari eksistensi, tetapi juga menawarkan kesempatan untuk mempertimbangkan nilai dari setiap momen yang kita miliki dalam hidup ini.

Puisi: Anonim
Puisi: Anonim
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.