Puisi: Ziarah Ibu Air (Karya I Nyoman Wirata)

Puisi "Ziarah Ibu Air" memberikan suara bagi kekhawatiran akan kondisi lingkungan dan pentingnya menjaga dan menghormati air sebagai elemen hidup.
Ziarah Ibu Air

Kabar pagi di koran tipis di musim api

Basuhlah luka mengering pada palung palung 
Kehilangan adalah nasib buruk bagi pemilik musim yang 
memiliki ibu hulu air

Anatomi tubuh sungai muaranya merambah ke kota kota cahaya
Dan
Aku kehilangan tidur menunggu airmu, ibu

Kota kota yang menjadi muara gagap menerima keputusan
Sebab ada yang mengaku
Ibu Dewi Hulun Danu ada di wilayah kami dan
musyawarah air bukan sekedar membagi warisan.

22/09/2019

Analisis Puisi:
Puisi "Ziarah Ibu Air" karya I Nyoman Wirata adalah suatu perenungan mendalam terhadap pentingnya air dalam kehidupan dan kekhawatiran akan kerusakan yang mungkin terjadi.

Simbolisme Ibu Air: "Ibu Air" disini muncul sebagai simbol alam yang memberi hidup dan perlindungan. Pemilihan istilah "ibu" membawa nuansa kelembutan, kebijaksanaan, dan kehadiran yang melindungi.

Kehilangan dan Luka Alam: Puisi membahas luka alam dan kehilangan yang terjadi akibat aktivitas manusia, terutama di musim api. Palung-palung yang mengering menciptakan gambaran visual terhadap kerusakan lingkungan dan luka yang perlu diatasi.

Anatomi Tubuh Sungai: Gambaran anatomi tubuh sungai yang merambah ke kota-kota cahaya menunjukkan konsep sungai sebagai entitas hidup dengan jalur vital yang dapat berdampak pada banyak daerah. Hal ini mencerminkan hubungan erat antara alam dan manusia.

Kehilangan Tidur dan Rindu akan Air: Pernyataan "kehilangan tidur menunggu airmu, ibu" menciptakan nuansa rindu dan kegelisahan akan keberadaan air. Puisi ini menggambarkan bagaimana manusia dapat merasakan kehilangan dan ketergantungan akan elemen alam.

Muara sebagai Keputusan Kota: Muara sungai yang menjadi gagap menerima keputusan mencerminkan dampak dari aktivitas manusia yang merusak alam. Muara menjadi metafora bagi kota-kota yang menerima konsekuensi dari keputusan dan perilaku mereka terhadap lingkungan.

Ibu Dewi Hulun Danu: Pengakuan tentang Ibu Dewi Hulun Danu di wilayah tertentu menunjukkan konsep adanya keberadaan roh alam atau entitas spiritual yang perlu dihormati dan dijaga.

Musyawarah Air: Penyebutan "musyawarah air" menggarisbawahi pentingnya perundingan dan kolaborasi dalam pengelolaan sumber daya air. Ini menyoroti perlunya kesepahaman bersama untuk menjaga dan membagi air sebagai warisan bersama.

Puisi "Ziarah Ibu Air" memberikan suara bagi kekhawatiran akan kondisi lingkungan dan pentingnya menjaga dan menghormati air sebagai elemen hidup. Puisi ini menjadi seruan untuk bertindak secara bijaksana dalam mengelola sumber daya alam agar tetap berkelanjutan.

Puisi
Puisi: Ziarah Ibu Air
Karya: I Nyoman Wirata
© Sepenuhnya. All rights reserved.