Puisi: Warna Kehidupan (Karya Syamsu Indra Usman)

Puisi "Warna Kehidupan" karya Syamsu Indra Usman menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, keterbatasan waktu, dan pencarian ...
Warna Kehidupan

Hanya itu yang dapat kuperbuat
dalam rentang waktu yang tersisa
yang selalu melaju tanpa menghiraukan
aku yang berderet
berjejer bersama gebyar-gebyarnya
warna kehidupan yang menjanjikan
kemewahan di atas semua penderitaan
bersama para penumpang
yang akan bersama mencari kehidupan
dalam menuju bahtera kebutuhan
untuk meneruskan cita-cita.

Lubukpuding, 25/10/1991 - sedang sakit

Analisis Puisi:

Puisi "Warna Kehidupan" karya Syamsu Indra Usman menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, keterbatasan waktu, dan pencarian makna di tengah penderitaan dan harapan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan aspek-aspek penting dari eksistensi manusia dan tujuan hidup.

Rentang Waktu dan Keterbatasan

Pembukaan puisi, "Hanya itu yang dapat kuperbuat dalam rentang waktu yang tersisa," mengungkapkan kesadaran akan keterbatasan waktu yang dimiliki seseorang. Frasa ini mencerminkan perasaan bahwa ada batasan dalam apa yang bisa dicapai atau dilakukan, menggarisbawahi sifat sementara dan cepatnya perjalanan waktu.

Kehidupan dan Gebyar-Gebyar

"Yang selalu melaju tanpa menghiraukan aku yang berderet" menggambarkan perasaan terabaikan atau tidak diperhatikan di tengah arus kehidupan yang terus bergerak. Kehidupan yang terus melaju dengan "gebyar-gebyarnya warna kehidupan" menunjukkan kemeriahan dan dinamika yang sering kali mengabaikan individu dalam kerumunan.

Janji Kemewahan dan Penderitaan

Warna kehidupan yang "menjanjikan kemewahan di atas semua penderitaan" mencerminkan kontras antara harapan akan kehidupan yang indah dan kenyataan penderitaan yang dialami. Kemewahan ini menjadi simbol dari impian dan aspirasi, sementara penderitaan mencerminkan tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi.

Pencarian Kehidupan dan Bahtera Kebutuhan

"Bersama para penumpang yang akan bersama mencari kehidupan" menggambarkan perjalanan kolektif menuju tujuan yang lebih besar. Bahtera kebutuhan simbolik ini melambangkan usaha bersama untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai cita-cita, meskipun perjalanan itu penuh dengan rintangan.

Refleksi dan Kesadaran

Puisi ini, secara keseluruhan, mengajak pembaca untuk merenungkan hakikat dari perjalanan hidup mereka sendiri. Kesadaran akan waktu yang terbatas dan pencarian makna di tengah kemeriahan dan penderitaan menjadi tema sentral. Syamsu Indra Usman menggunakan bahasa yang lugas namun mendalam untuk mengeksplorasi konsep-konsep ini, menawarkan pandangan yang tajam tentang bagaimana individu menghadapi keterbatasan waktu dan berusaha mencapai cita-cita mereka.

Puisi "Warna Kehidupan" karya Syamsu Indra Usman adalah puisi yang menggugah kesadaran akan perjalanan hidup yang singkat dan sering kali penuh dengan kontradiksi. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti gebyar-gebyar warna kehidupan dan bahtera kebutuhan, puisi ini menyampaikan pesan tentang harapan, penderitaan, dan pencarian makna. Dengan menyoroti keterbatasan waktu dan dinamika kehidupan, Syamsu Indra Usman mengajak pembaca untuk merenungkan dan menghargai setiap momen dalam perjalanan hidup mereka.

Puisi
Puisi: Warna Kehidupan
Karya: Syamsu Indra Usman

Biodata Syamsu Indra Usman:
  • Syamsu Indra Usman lahir pada tanggal 12 Oktober 1956 di Lahat, Sumatera Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.