Puisi: Tak Ada Gunanya Ijazah (Karya Syamsu Indra Usman)

Puisi "Tak Ada Gunanya Ijazah" karya Syamsu Indra Usman memberikan kritik tajam terhadap nilai dan fungsi ijazah dalam masyarakat.
Tak Ada Gunanya Ijazah

Tak ada gunanya
ijazah
bila tak pandai bekerja

Tak ada gunanya
ijazah
bila hanya menjadi penghias pigura berkaca

Tak ada gunanya
ijazah
bila tak punya usaha

Tak ada gunanya
ijazah
bila tak pandai menciptakan lapangan kerja

Tak ada gunanya ijazah
bila tak punya minat wiraswasta

Tak ada gunanya
ijazah
bila hanya pandai meminta.

Lahat Kota Takwa, 1978

Analisis Puisi:

Puisi "Tak Ada Gunanya Ijazah" karya Syamsu Indra Usman memberikan kritik tajam terhadap nilai dan fungsi ijazah dalam masyarakat. Dengan gaya yang lugas dan langsung, puisi ini menyoroti ketidakberartian ijazah ketika tidak diimbangi dengan keterampilan praktis dan kontribusi nyata dalam dunia kerja.

Kritik Terhadap Ijazah

Puisi ini dimulai dengan pernyataan tegas bahwa ijazah tidak memiliki nilai jika tidak diikuti dengan kemampuan untuk bekerja: "Tak ada gunanya ijazah / bila tak pandai bekerja." Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pencapaian akademis tidak menjamin kesuksesan atau keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. Ijazah yang hanya menjadi penghias pigura tanpa diiringi dengan kompetensi praktis dianggap tidak berguna.

Kegagalan dalam Praktik dan Usaha

"Tak ada gunanya ijazah / bila hanya menjadi penghias pigura berkaca" dan "Tak ada gunanya ijazah / bila tak punya usaha" mencerminkan frustrasi terhadap individu yang memiliki ijazah tetapi tidak menggunakannya secara produktif. Puisi ini menekankan pentingnya mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pendidikan dalam kehidupan nyata, terutama dalam hal kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.

Kewirausahaan dan Kontribusi

Salah satu kritik utama dalam puisi ini adalah "Tak ada gunanya ijazah / bila tak pandai menciptakan lapangan kerja" dan "Tak ada gunanya ijazah / bila tak punya minat wiraswasta." Syamsu Indra Usman menyoroti bahwa ijazah seharusnya diiringi dengan inisiatif dan kemampuan untuk berkontribusi pada perekonomian melalui kewirausahaan dan penciptaan peluang kerja. Ijazah, menurut puisi ini, tidak hanya tentang pencapaian akademis tetapi juga tentang peran aktif dalam masyarakat dan ekonomi.

Ketergantungan pada Bantuan

"Tak ada gunanya ijazah / bila hanya pandai meminta." menyiratkan kritik terhadap individu yang memiliki ijazah tetapi hanya mengandalkan bantuan atau mencari pekerjaan tanpa memberikan kontribusi yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa ijazah seharusnya tidak menjadi alasan untuk bergantung pada orang lain tetapi harus menjadi alat untuk menciptakan kemandirian dan kontribusi produktif.

Puisi "Tak Ada Gunanya Ijazah" karya Syamsu Indra Usman adalah refleksi kritis terhadap nilai dan fungsi ijazah dalam konteks dunia kerja dan kewirausahaan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dalam kehidupan nyata. Ijazah, menurut puisi ini, hanya berarti jika diiringi dengan usaha, kreativitas, dan kontribusi aktif dalam masyarakat. Ini adalah panggilan untuk mengubah perspektif tentang pendidikan dan mendorong penggunaan ijazah sebagai alat untuk kemajuan pribadi dan sosial, bukan hanya sebagai simbol prestasi.

Puisi
Puisi: Tak Ada Gunanya Ijazah
Karya: Syamsu Indra Usman

Biodata Syamsu Indra Usman:
  • Syamsu Indra Usman lahir pada tanggal 12 Oktober 1956 di Lahat, Sumatera Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.