Puisi: Seperti Hujan di Langit Petang (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Seperti Hujan di Langit Petang" membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang penuh warna. Dengan pilihan kata-kata yang teliti dan imaji ...
Seperti Hujan di Langit Petang


apakah ada kabar lain
selain rindumu menggantung
di langit petang
dan aku berulang menggalah
agar runtuh di tubuhku?

lalu seperti kepada debu
aku menyerpihi hingga terlihat
bukan semacam bercak
melainkan seberkas ingatan
bagaimana kau jatuhkan rindu itu
layaknya langit meluruhkan hujan
hingga tanahku basah:
membayang wajahku gelisah

selepas ashar sebelum malam jelang
di langit cerah, kau pernah berkabar:
"akan datang rindu bersama
kepakan tangan menemuimu."

tapi, apakah ada selain rindu
yang menggantung di langit petang
sebelum angkaangka di arloji
berguguruan?

seperti hujan?


13/06/2011

Analisis Puisi:
Puisi "Seperti Hujan di Langit Petang" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan suatu eksplorasi batin yang dalam tentang rindu, langit petang, dan hujan. Dengan gaya bahasa yang metaforis, penyair menciptakan gambaran yang indah namun penuh makna untuk menyampaikan kompleksitas perasaan dan pengalaman manusia.

Rindu sebagai Entitas yang Menggantung: Puisi dimulai dengan pertanyaan retoris, menggambarkan rindu sebagai sesuatu yang "menggantung di langit petang." Pilihan kata-kata ini menciptakan citra visual tentang kehadiran yang melingkupi penyair, menimbulkan rasa penasaran akan kabar selain rindu yang mungkin ada.

Metafora Hujan dan Rindu: Penggunaan metafora hujan sebagai perwujudan dari rindu menambah kekayaan dalam puisi ini. Proses jatuhnya rindu seperti langit yang meluruhkan hujan membawa nuansa kelembutan dan kesedihan. Tanah yang basah menciptakan gambaran tentang dampak emosional yang dirasakan penyair.

Penyerpihan Seperti Debu: Penyerpihan rindu "seperti kepada debu" membawa nuansa kesederhanaan, sekaligus menggambarkan keinginan untuk meresapi dan memahami rindu. Pemilihan kata "debu" memberikan kontras antara substansi halus dengan makna yang mendalam, menciptakan harmoni dalam perasaan.

Ingatan yang Muncul dari Runtuhnya Rindu: Puisi melukiskan ingatan sebagai hasil dari proses runtuhnya rindu, sebagaimana langit meluruhkan hujan. Ini menciptakan citra mengenai keberlanjutan perasaan yang meresap dalam ingatan, memberikan kedalaman pada pengalaman rindu.

Kehadiran Kabar dari Langit Cerah: Pada bagian tengah, penyair menyisipkan momen kabar yang dihadirkan oleh langit cerah. Penggunaan "akan datang rindu bersama kepakan tangan" menambah dimensi keceriaan dan pengharapan, memunculkan keseimbangan antara rindu yang melankolis dan potensi kehadiran yang menggembirakan.

Pertanyaan akan Kehadiran Selain Rindu: Puisi diakhiri diri dengan pertanyaan retoris mengenai keberadaan selain rindu di langit petang. Ini menciptakan ruang refleksi dan menantang pembaca untuk menggali makna yang lebih dalam tentang kompleksitas emosi dan kehidupan manusia.

Puisi "Seperti Hujan di Langit Petang" membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang penuh warna. Dengan pilihan kata-kata yang teliti dan imaji yang kuat, Isbedy Stiawan ZS berhasil menggambarkan keindahan, kelembutan, dan kompleksitas perasaan manusia dalam wujud puisi yang memikat dan meresap.

Puisi
Puisi: Seperti Hujan di Langit Petang
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.