Puisi: Seorang Korban (Karya Inggit Putria Marga)

Puisi "Seorang Korban" karya Inggit Putria Marga menggambarkan perasaan kehilangan, harapan, dan ketidakpastian dalam sebuah konteks yang ....
Seorang Korban

setelah kami menikah, kukhayalkan
di dalam kamar, dengan tubuh bersalut kebaya merah mawar
kutunggu kedatangannya tanpa setitik gentar.
kubiarkan rambut terurai agar tunai tangannya membelai.
kain berhias benang emas membalut pinggang hingga mata kakiku
menyembunyikan sumur sonder dasar, tempatnya melepas
jutaan makhluk serupa anak katak dari dalam tubuhnya.
di atas ranjang yang kulapis sprei sewarna abu, perlahan ia lesapkan
jutaan makhluk itu tanpa sisa ke dalam diriku, menjadi milikku.
sementara jauh di atas kamar kami, awan-awan mekar
setenang dan sesunyi lotus merekahkan kelopak di permukaan telaga
keindahan yang ditebar tanpa suara.
sepasang burung gereja yang biasa berkicau di ranting kenanga
akan bersamadi dan menelan seluruh cericitnya,
hingga yang dihamparkan alam semesta hanyalah keheningan
keheningan yang pecah oleh desah nafas dan derit ranjang percintaan

seharusnya kami menikah, seandainya
gunung dapat bergeser, kabut mau menipis, awan tak meledak jadi hujan
langit tak melecutkan kilat, pusaran angin bergeming
matahari tak sembunyi di kejauhan, doa yang dirapalkan teman perjalanan
mampu mengetuk pintu kamar tuhan, malaikat maut melepas cengkeraman
dari badan pesawat yang gemetaran, atau sepasang sayap menyeruak
dari dalam punggungku, mengepak, membawaku terbang menjauhi api
yang tak berampun menghabisi isi perut dan seluruh tubuh rajawali besi
tapi gunung tetap pada tempatnya, seinci pun kabut tak menipis
seperti gerombolan setan turun dari neraka, hujan berluncuran
di persembunyiannya, matahari meringkuk menyaksikan langit
mengibaskan kilat, doa yang dirapalkan bibir-bibir gemetar
hanya jadi peluru yang lepas lalu sasar
cengkeraman malaikat maut di tubuh pesawat semakin gawat
sayap tak tumbuh di punggungku saat rajawali besi lunglai diabukan api
tangis, jerit, dan lolongan yang memanggil nama tuhan
menghantam punggung pegunungan, bayangan wajah kekasih bertaburan
bersama repih tubuh-tubuh manusia yang berhamburan

dari tempat yang hening dan gelap
ke dalam mimpi indahmu, aku kini menyelinap
meminta bantuanmu untuk mencari tahu
apakah berita hancurnya sebuah pesawat
remah tubuhku yang tak berjejak dan tak beralamat
serta pernikahan yang urung dihelat, membuat kekasihku
sulit lelap atau tidur dalam nyenyak yang sangat?

2015

Sumber: Empedu Tanah (2020)

Analisis Puisi:

Puisi "Seorang Korban" karya Inggit Putria Marga adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan intensitas emosional dan berbagai lapisan makna yang kompleks. Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan, harapan, dan ketidakpastian dalam sebuah konteks yang dramatis dan tragis.

Penggambaran Romantisme dan Harapan: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan sebuah momen romantis dan penuh harapan tentang pernikahan. Penggambaran ini memberikan latar belakang kontras terhadap situasi yang nantinya akan diungkapkan dalam puisi.

Penggambaran Kehancuran: Puisi dengan cepat berubah dari penggambaran romantis menjadi mengungkapkan kehancuran dan tragedi. Metafora makhluk serupa anak katak yang melepaskan diri dari dalam tubuhnya menggambarkan perasaan menghadapi kematian yang mendalam dan tragis.

Kontras Alam dan Situasi Manusia: Deskripsi tentang awan, burung gereja, dan langit yang indah menciptakan kontras dramatis dengan penggambaran kesakitan dan kehancuran yang mengikuti. Ini mencerminkan ketidakseimbangan antara keindahan alam dan penderitaan manusia.

Pertentangan dan Keputusasaan: Puisi ini menggambarkan pertentangan antara harapan dan realitas, antara harapan pernikahan dan kenyataan yang tidak sesuai. Penekanan pada kata "seharusnya" mengindikasikan keputusasaan dan kehilangan.

Spiritualitas dan Pertanyaan yang Tak Terjawab: Puisi ini menyentuh tema spiritualitas dengan menyebutkan doa dan Tuhan. Namun, tidak ada jawaban yang datang, dan pertanyaan tentang takdir dan arti hidup tetap menggantung dalam ketidakpastian.

Peralihan Realitas: Puisi berubah dari gambaran kejadian dramatis menjadi sebuah penggambaran yang lebih introspektif, di mana penyair mengajukan pertanyaan tentang bagaimana peristiwa tersebut memengaruhi kekasihnya.

Puisi "Seorang Korban" karya Inggit Putria Marga adalah puisi yang menggambarkan perasaan kehilangan, pertentangan antara harapan dan kenyataan, serta ketidakpastian dalam menghadapi situasi tragis. Puisi ini mengeksplorasi emosi yang mendalam dan kompleks yang terkait dengan kematian, kehilangan, dan spiritualitas. Melalui gambaran yang kuat dan penuh emosi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas kehidupan dan perasaan manusia.

Inggit Putria Marga
Puisi: Seorang Korban
Karya: Inggit Putria Marga

Biodata Inggit Putria Marga:
  • Inggit Putria Marga lahir pada tanggal 25 Agustus 1981 di Tanjung Karang, Lampung, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.