Puisi: Sabda Alam (Karya Mahdi Idris)

Puisi "Sabda Alam" karya Mahdi Idris mengajak kita untuk menghormati, merenungi, dan merasakan keagungan alam serta kehadiran Ilahi di dalamnya.
Sabda Alam

Kurebahkan tubuh di atas waktu
harapan berpulang ke hulu
di sana air bersabda,
dialah paling setia menyuburi tanah ibu.

Tubuhku yang telah menjelma sungai
hutan-hutan tabuh rapa'i,
mengaliri maut sampai ke muara
laut panjat doa,
Ya Allah, rindukah Engkau padaku?

Lalu ikan-ikan berzikir
kerang menyebut tasbih,
betapa nista manusia telah menzalimi.

Analisis Puisi:

Puisi "Sabda Alam" karya Mahdi Idris adalah sebuah karya yang memperlihatkan kedalaman hubungan antara manusia dengan alam serta kerinduan akan kehadiran Ilahi.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan erat antara manusia dengan alam. Penyair menggunakan metafora sungai, hutan, dan laut untuk mencerminkan keberadaan manusia yang berada dalam aliran kehidupan alam.

Keterhubungan Hidup dan Kematian: Penyair mengeksplorasi tema kehidupan dan kematian dengan menyebutkan tubuh yang menjadi sungai dan mengalir hingga ke muara. Ini mencerminkan siklus kehidupan yang berlangsung terus menerus dan keterhubungan antara kehidupan dan kematian.

Keabadian Alam: Dalam puisi ini, alam digambarkan sebagai manifestasi dari keabadian dan kesetiaan. Air yang mengalir dari hulu sampai ke muara melambangkan kekekalan dan ketetapan alam dalam menyuburi tanah ibu.

Penghormatan terhadap Alam: Penyair menyoroti kesucian alam dengan menyebutkan ikan dan kerang yang berzikir serta menyebut tasbih. Ini menekankan pentingnya menghormati alam dan mengakui keagungan ciptaan Ilahi di dalamnya.

Kritik terhadap Manusia: Puisi ini juga mengandung kritik terhadap perilaku manusia yang sering kali menzalimi alam. Perilaku manusia yang tidak menghargai alam dan ciptaan Tuhan dianggap sebagai bentuk keingkaran terhadap kebesaran-Nya.

Keagungan Ilahi: Akhir puisi ini mencerminkan kerinduan dan ketakjuban akan keagungan Ilahi. Pertanyaan "Ya Allah, rindukah Engkau padaku?" mencerminkan keinginan manusia untuk merasakan kehadiran dan kasih sayang Ilahi di tengah perjalanan hidupnya.

Dengan menggabungkan elemen-elemen alam, kehidupan, kematian, dan spiritualitas, puisi "Sabda Alam" mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan yang mendalam antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Puisi ini mengajak kita untuk menghormati, merenungi, dan merasakan keagungan alam serta kehadiran Ilahi di dalamnya.

Puisi
Puisi: Sabda Alam
Karya: Mahdi Idris

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Peramal (buat Mira MM Astra, dkk) Kuberikan tanggal lahirku, selintas bara dupa memanas telinga kau ramal lelaki ceking sebagai cecunguk, ka…
  • Muhammad Kalau tak ada engkau, o, Muhammad Masihkah dunia menganggap manusia sebagai pecinta? Rembang, 2008Analisis Puisi:Puisi "Muhammad…
  • Hai Titi yang tiang topang ke punca cahaya puncanyajejak ke gaung ke gaung ke mana jejaknyaikutkan aku kata angin ikutkan aku kata awanikutkan aku kata bulanikutkan akuikutkanakuti…
  • Mayat Sepi (1) Aku bukan dia yang mati di dalam pembakaran tapi aku mayat di dalam sepi menanggung berat kesunyian dan pahala pada sebuah diam. Jika waktu terlalu silau me…
  • Ke Kaudari sekian sepidari sekian duridari sekian jadidari sekian katadari sekian dukadari sekian nama terpilih kaliandari sekian kalian terpilih tuhandari sekian tuhan terpilih sa…
  • Tin MarniTinmarniyang lahir malam tadimenyaksikan bumisudah basah dankota-kota pungelisahSegumpil darah bergumul diperutnyaDan ia pun siap sudahTinmarni!Selesaikan sajak …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.