Puisi: Racun Putroe Neng (Karya Mahdi Idris)

Puisi "Racun Putroe Neng" karya Mahdi Idris menggambarkan kisah tragis dan mistis tentang seorang perempuan yang dikutuk untuk membawa kematian ...
Racun Putroe Neng

Ia telah menyusup dalam tubuhnya, lepaskan inti
racun yang mematikan. Si nenek telah menyumpal mantra dingin
dalam rusuknya agar si cucu tak binasa, tapi membinasakan
para lelaki yang menjamahnya. Setiap lelaki akan membiru,
terkapar sebelum sempat merengkuh dan meninggalkan benih.

Si Nenek tahu, cucunya akan melalang ke negeri seberang.
Menyeberangi selat dan pulau sampai ke lekuk bukit.
Kelak menaklukan dan ditaklukan, dihunjam hujan pedang
lalu dipersunting. Namun satu per satu para lelaki mati sebelum
merengkuh. Tubuhnya berubah arang. Sebab pedang mampu
menaklukkan musuh, tapi lumpuh dalam mata birahi.

Meurah Johan lelaki pertama. Ia tak mampu menguasai inti racun.
Ia terkapar di bawah purnama. Lalu keranda
menyambutnya dengan suka-cita. Sebab cinta
telah menunaikan pertemuan.

99 lelaki tumbang dalam dekap bulan biru
menjadi tubuh sungai tanpa riak. Mengalir darah
dan nanah ke pemakaman. Lalu dikenang sebagai lelaki
yang bunuh diri dalam birahi buta.

Racun muncrat dari liang tubuh, saat lelaki ke seratus
mendekap dan menebar benih. Mata si jelita
memancar kebahagiaan, menebar pesona
pada Syiah Hudam.

Tanah Luas, 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Racun Putroe Neng" karya Mahdi Idris adalah sebuah puisi yang menggambarkan kisah tragis dan mistis tentang seorang perempuan yang dikutuk untuk membawa kematian bagi para lelaki yang berusaha mendekatinya. Puisi ini menyelam ke dalam tema kekuasaan, cinta, dan nasib tragis dengan menggunakan simbolisme yang kuat dan narasi yang memikat.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kekuasaan dan nasib tragis yang dibawa oleh kecantikan dan keinginan seksual. Melalui cerita Putroe Neng, puisi ini mengeksplorasi bagaimana kecantikan dan daya tarik seksual dapat menjadi sumber kehancuran ketika dikombinasikan dengan kutukan yang mematikan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini menggunakan struktur naratif dengan alur yang jelas, mengikuti perjalanan Putroe Neng dan dampak kutukannya terhadap para lelaki.

Penggunaan Bahasa dan Diksi:
  • "racun yang mematikan": Menunjukkan ancaman langsung yang dibawa oleh kecantikan Putroe Neng.
  • "mantra dingin dalam rusuknya": Simbolisme dari perlindungan si nenek yang ternyata juga membawa kutukan.
  • "membiru, terkapar": Gambaran visual yang kuat tentang efek racun pada korbannya.
Simbolisme:
  • "racun": Melambangkan kekuatan destruktif yang tersembunyi dalam kecantikan dan daya tarik Putroe Neng.
  • "purnama": Melambangkan waktu puncak ketika kutukan mencapai titik klimaksnya.
  • "99 lelaki": Angka simbolis yang menunjukkan jumlah korban yang besar dan mencerminkan keputusasaan dalam nasib mereka.
Konflik dan Ironi:
  • Konflik antara cinta dan kematian sangat menonjol. Putroe Neng menginginkan cinta dan penerimaan, namun setiap usaha untuk mencapainya berakhir dengan kematian para pelamar.
  • Ironi terlihat dalam "pedang mampu menaklukkan musuh, tapi lumpuh dalam mata birahi", menunjukkan bahwa kekuatan fisik tidak bisa mengatasi kekuatan emosional dan seksual.

Makna

Puisi ini mengandung beberapa lapisan makna:
  1. Kecantikan dan Kutukan: Kecantikan Putroe Neng, yang seharusnya menjadi berkah, berubah menjadi kutukan yang membawa kematian bagi para lelaki. Ini menunjukkan dualitas dalam hal yang terlihat indah namun berbahaya.
  2. Perlindungan yang Membinasakan: Upaya si nenek untuk melindungi Putroe Neng dengan mantra ternyata membawa bencana bagi orang lain, menggarisbawahi bahwa niat baik tidak selalu menghasilkan hasil yang diinginkan.
  3. Keputusasaan Cinta: Putroe Neng dan para lelaki yang mendekatinya adalah korban dari kutukan yang tidak dapat mereka kendalikan, menggambarkan betapa cinta bisa menjadi sumber penderitaan ketika terhalang oleh nasib buruk.
Puisi "Racun Putroe Neng" karya Mahdi Idris adalah puisi yang menggabungkan elemen mistis dengan tema universal tentang cinta dan kematian. Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan simbolisme yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca merenungkan kekuatan destruktif yang tersembunyi di balik kecantikan dan keinginan, serta bagaimana perlindungan bisa berubah menjadi kutukan. Dengan cara ini, Idris berhasil menyampaikan pesan tentang kompleksitas cinta dan nasib yang tak terelakkan.

Puisi
Puisi: Racun Putroe Neng
Karya: Mahdi Idris

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.