Puisi: Lelaki Rantau (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi: Lelaki Rantau Karya: Isbedy Stiawan ZS
Lelaki Rantau


setelah itu cuma igau

lelaki rantau pulang
hanya melepas kerinduan
tentang kenangan di samping rumah
museum yang menyimpan silsilah
atau lembar-lembar sejarah,
hutan bakau, ladang cengkih,
kebun kopi, dan hutan damar
yang kini hilang tenar

tanah hitam
sisa arang
udara berselimut asap
bagai kabut di tanah eropa

namun karena rindu
setiap waktu mandi kabut

setelah itu cuma igau

bahwa tanah kelahiran
segala muara kenangan
ingatan yang mesti diambil lagi
maka ia buru ke sudut-sudut
hutan damar, kebun kopi, ladang
cengkih, atau hutan bakau
- seperti penyelamat lingkungan
yang jadikan lahan mangrov –
sebagai buku kenangan

namun museum di kota tetap lengang

dan lelaki rantau berdiri di tangga rumah
menyerpihi setiap silsilah
mencari-cari sejarah yang raib
membuang jauh segala aib

“kita punya banyak warisan
melebihi kemegahan kota
kenapa tak dijaga dan harus dilupakan?”

lalu ia sebut adin, atu, kyai, udo,
datuk, dan nyai
untuk duduk bersila di lamban
menghitung yang hilang
mengumpulkan perlawanan!


2005/2006


Puisi: Lelaki Rantau
Puisi: Lelaki Rantau
Karya: Isbedy Stiawan ZS

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.