Puisi: Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah (Karya I Nyoman Wirata)

Puisi "Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah" karya I Nyoman Wirata menyampaikan pesan tentang perubahan dalam perasaan, perasaan identitas, dan ...
Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah


Kemarin
Cahaya lilin gemetar di tangan
Di altar sujud pun tak lagi takut
Orang orang berseragam menyapu kenangan
Tentang sebuah ledakan
Di sudut hati ada rasa pasrah
Menghapus kenangan
Tanpa permusuhan

Hari ini
Aku menemukan dalam sebuah gambar
Yang kubuat tertanda 20 mei 2004
Tentu
Engkau bukan asing
Sebab dalam kertas bisu 
Wajahmu samar menyamar embun
Dan apa yang bisa kulakukan sebagai noktah garis
Mungkin kita pernah 
Melakukan percakapan sunyi
Tanpa identitas
Tanpa sekat
Tanpa sebab
Lebih baik begitu
Karena tak semua bisa paham bisikan hati
Melimpah ruah ke sunyimu
Melimpah ruah gairahku
Memandang yang terpaku
O betapa indah
Tempat aku sembunyi
Menatapmu
Dari sebuah lobang kunci

Besok
Entahlah
Apa aku bisa bisu
Jika engkau melintas
Di depan jendela tidur yang gelisah
Demam panas di musim api ini

Besok entahlah
Apa aku berani 
Bertegur sapa
Sebab di gang sempit pikiran
Mudah nian rasa kumuh bikin larangan

Ketika kubuat gambar ini ,dulu
Aku tengah menontonmu
Di televisi
Dengan tubuh terpaku
Lalu aku mencari jejakmu di sajak
Tahun ini
Sesudah cahaya lilin gemetar 
Tak ada lagi di televisi tentangmu
Lalu
Dengan apa anak cucuku kelak 
Belajar menyapa
Bersilaturahmi
Tentang 
Kebangkitan jiwa 
Yang kerap terbunuh
Atau sakit gegar otak
Ditabrak lalu lintas jaman

Besok
Entahlah.


25/12/2017

Analisis Puisi:
Puisi adalah medium sastra yang memungkinkan penyair untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan, termasuk perubahan waktu, perasaan, dan identitas diri. Dalam puisi "Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah" karya I Nyoman Wirata, kita disuguhkan dengan perjalanan perasaan dan identitas diri penyair melalui tiga periode waktu yang berbeda: kemarin, hari ini, dan besok.

Kemarin: Perasaan Pasrah dan Penghapusan Kenangan: Puisi ini dibuka dengan gambaran "kemarin," di mana penyair menggambarkan suasana hati yang penuh pasrah dan penyesalan. Cahaya lilin yang gemetar di tangan menciptakan atmosfer yang suram, dan penghapusan kenangan tampak terjadi. Hal ini menciptakan kesan bahwa waktu kemarin adalah periode ketidakpastian dan perubahan yang mendalam dalam perasaan penyair.

Hari Ini: Menemukan Identitas dalam Gambar: Di "hari ini," penyair menemukan sebuah gambar yang dulu ia buat pada tanggal 20 Mei 2004. Gambar ini menyiratkan bahwa identitas seseorang yang sangat penting baginya kini muncul dalam karya seni. Penggunaan kata-kata "engkau bukan asing" menunjukkan bahwa ada orang yang spesial dalam ingatan penyair. Namun, penyair juga mengungkapkan keraguan tentang berani atau tidaknya untuk bertegur sapa, menciptakan gambaran ketidakpastian.

Besok: Tantangan dalam Bersilaturahmi dan Menyapa: Dalam "besok," penyair merenungkan tantangan dalam bersilaturahmi dan menyapa seseorang yang mungkin pernah ada dalam kehidupannya. Penggunaan kata "entahlah" mencerminkan ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Penyair juga menyoroti pentingnya bersilaturahmi dan memahami identitas diri yang mungkin pernah hilang atau terlupakan.

Puisi "Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah" karya I Nyoman Wirata menyampaikan pesan tentang perubahan dalam perasaan, perasaan identitas, dan perjalanan waktu. Puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kita bisa merasa dekat dengan seseorang di masa lalu, tetapi bagaimana identitas dan perasaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Penyair berhasil merangkai kata-kata dengan indah untuk merenungkan kompleksitas hubungan dan identitas diri.

Puisi
Puisi: Kemarin Hari ini dan Besok Entahlah
Karya: I Nyoman Wirata
© Sepenuhnya. All rights reserved.