Puisi: Kasih Aku Sewaktu Saja Menikmati Matahari atau Hujan dari Tubuhmu (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Kasih Aku Sewaktu Saja Menikmati Matahari atau Hujan dari Tubuhmu" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan hubungan antara penyair dan alam ...
Kasih Aku Sewaktu Saja
Menikmati Matahari atau Hujan
Dari Tubuhmu

sebagai rumput yang mencintai matahari dan hujan, aku selalu berharap
datang dan berlalu agar tubuhku segar dan nafasku tetap melangkah
hingga ke puncak-puncak cintamu. oleh karena cahaya-cinta aku hidup

maka tiapkali hujan atau matahari tiba padaku tak ganti aku pun
jadi cemas. matahari akan membuat tubuhku menguning. begitu pun
hujan yang terlalu sering datang, aku akan tenggelam

kau tahu, sayang, aku mencintai matahari dan hujan darimu
datang padaku berganti-ganti. pergi dan tiba hanya sekejap
karenanya aku tak megap. tapi, kau tahu, beberapa hari ini
matahari dan hujan menjauh. mencipta sedih dan gersang

kau hilang di balik rimba. kau merantau oleh cuaca

"kasih aku sewaktu saja untuk kunikmati matahari
atau hujan dari tubuhmu..."

20/02/2011

Analisis Puisi:

Puisi "Kasih Aku Sewaktu Saja Menikmati Matahari atau Hujan dari Tubuhmu" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan hubungan antara penyair dan alam dengan menggunakan metafora matahari dan hujan sebagai simbol kasih dan kehadiran.

Ketergantungan pada Alam: Penyair mengekspresikan ketergantungannya pada alam, diwakili oleh matahari dan hujan, untuk menjaga kehidupannya tetap segar dan bersemangat. Metafora rumput yang mencintai matahari dan hujan menggambarkan keterhubungan yang erat antara manusia dan alam.

Kegelisahan dan Kehadiran Cinta: Penyair merasakan kegelisahan ketika matahari atau hujan tidak hadir seperti biasanya. Ini mencerminkan kebutuhan akan kehadiran yang konsisten dalam hidupnya. Permohonan penyair untuk kasih dari kekasihnya untuk menikmati kehadiran mereka, baik dalam sinar matahari atau hujan, menunjukkan kebutuhan akan koneksi dan dukungan emosional.

Perubahan dan Kehidupan: Puisi ini juga menggambarkan perubahan alam dan kehidupan. Penyair menyadari bahwa perubahan cuaca adalah bagian alami dari kehidupan, namun ketidakhadiran yang berkepanjangan menciptakan perasaan sedih dan kesepian.

Kesedihan dan Rindu: Kesedihan penyair karena ketidakhadiran matahari dan hujan dari tubuh kekasihnya menjadi tema sentral. Ketidakstabilan dalam hubungan tercermin dari ketidakpastian cuaca, menciptakan rasa rindu dan kekosongan.

Permohonan dan Keinginan: Di baris terakhir, permohonan penyair untuk kehadiran kekasihnya menciptakan keinginan yang mendalam untuk merasakan kasih sayang dan dukungan. Ini menunjukkan bahwa kehadiran dan cinta dari orang yang dicintai adalah hal yang paling diinginkan dalam kehidupan.

Puisi ini menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dengan alam dan sesama manusia. Melalui metafora sederhana namun kuat, Isbedy Stiawan ZS berhasil menyampaikan tema kehidupan, cinta, dan kehadiran dengan indah dan mendalam.

Puisi
Puisi: Kasih Aku Sewaktu Saja Menikmati Matahari atau Hujan dari Tubuhmu
Karya: Isbedy Stiawan ZS

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.