Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Kampung Air (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Kampung Air" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan perasaan nostalgia dan keinginan untuk menjauh dari kehidupan perkotaan yang modern.
Kampung Air

aku ingin menjauh dari tepi sungai itu
tapi rumah-rumah di atas air
bagaikan perahu merebut diriku
hingga aku masuk ke dalamnya

melihat orang-orang di depan pintu
menghadap gedung-gedung bertingkat
di seberang hulu: dan barisan mobil
yang di parkir bagai memberi senyuman

aduhai, betapa merah-delima bibirmu?

aku coba merengkuh setiap getar rumah
yang tegak di atas air
seperti melambaikan jemarinya
tapi bukan jari penari
yang kusaksikan di gedung kesenian

sebab ini adalah bagian darimu
yang terdampar oleh kota
dan gemerlap gedung-gedung

dan kumasuki museum itu
kubaca setiap getar nafasnya
meski tak kulihat cerminku di sana
kecuali rumah sekolah sultan dulu...

Kampung Air, Brunei
18 Juli 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Kampung Air" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan nostalgia dan keinginan untuk menjauh dari kehidupan perkotaan yang modern. Dengan menggunakan gambaran-gambaran yang khas dan bahasa yang indah, ZS menggambarkan keindahan dan kerinduan terhadap kehidupan tradisional di kampung air.

Perjalanan Emosional dan Fisik: Puisi ini dimulai dengan ungkapan penyair yang ingin menjauh dari tepi sungai, namun terdampar oleh keindahan dan daya tarik rumah-rumah di atas air. Hal ini menciptakan gambaran tentang perjalanan fisik dan emosional penyair, yang ingin melarikan diri dari kehidupan perkotaan modern namun tertarik kembali oleh pesona kampung air.

Gambaran Kehidupan di Kampung Air: Dengan deskripsi tentang orang-orang yang menghadap gedung-gedung bertingkat di seberang sungai dan barisan mobil yang terparkir, puisi ini menciptakan gambaran yang hidup tentang kehidupan sehari-hari di kampung air. ZS berhasil menampilkan kontras antara kehidupan tradisional dan modern, serta kerinduan akan kedamaian dan kesederhanaan.

Kerinduan dan Nostalgia: Melalui kata-kata seperti "aduhai, betapa merah-delima bibirmu?" dan "sebab ini adalah bagian darimu yang terdampar oleh kota dan gemerlap gedung-gedung," puisi ini menggambarkan kerinduan dan nostalgia penyair terhadap kehidupan yang telah hilang atau terpinggirkan oleh kemajuan perkotaan.

Pencarian Identitas dan Kenangan: Di bait terakhir, penyair memasuki museum dan merenungkan setiap getar nafasnya, mencoba untuk menggali dan memahami bagian dari dirinya yang terdampar oleh perubahan zaman dan modernisasi. Dengan merenungkan kenangan masa lalu, penyair mencari identitasnya dan mengingat kembali kehidupan di kampung air.

Kesimpulan dan Pesan: Puisi "Kampung Air" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perubahan zaman, modernisasi, dan kerinduan akan masa lalu. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan gambaran-gambaran yang khas, ZS berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan menghargai akar dan identitas budaya kita, serta keindahan kehidupan tradisional di tengah gemerlapnya perkotaan modern.

Secara keseluruhan, puisi "Kampung Air" adalah sebuah karya sastra yang menggugah hati dan memprovokasi pemikiran. Dengan tema nostalgia dan keindahan alam, ZS berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya mempertahankan dan menghargai warisan budaya kita dalam menghadapi kemajuan zaman.

Puisi
Puisi: Kampung Air
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.