Insan Cobaan
(- TIP)
Ini bukan tentang pohon gelumpang raya yang akarnya mencakar kekar kerak bumi berpualam. Bukan pula mengenai batu karang yang tegar ditunjang badai dan guruh siang dan malam. Bukan…sungguh bukan sama sekali.
Ini hanya kisah seorang manusia biasa yang memiliki kesabaran luar biasa. Ini hanya epigram seorang insan yang punya islam dan iman melebihi kekuatan batu karang atau kekokohan pohon gelumpang.
Manakala surya masih pada titah Tuhan, serupa itulah ia, si insan penuh cobaan. Manakala purnama tetap pada firman Tuhan, serupa itu ia, si insan yang kerap dalam ujian.
Dulu di rimba ia ditabalkan. Di kampung ia dibicarakan.
Kala henti perang ia disalahkan. Di kota ia dikambinghitamkan, lalu didekam dalam kurungan. Janji dan sumpah masa perang hanya jadi bualan sekelompok orang yang sebelumnya adalah rekan.
Seratus delapan belas bulan masih dalam hitungan. Mungkin bertambah entah sampai kapan. Menghirup udara Tuhan dari sebalik rumah tahanan. Berkali Ramadhan pula lebaran, membuang air mata melihat badan. Anak menjenguk, istri membesuk, beberapa teman jadi hiburan. Tak sampai hitung hingga dua jam, istri pamit teman pun meninggalkan. Anak berujar, “Ayah kapan pulang?”
Sewindu hal itu dijalankan. Sesak sedak siang dan malam. Silih berganti doa terkirimkan. Dari sanak famili dan handai taulan. Sesekali dapat kiriman, janji dilepaskan oleh pimpinan. Berkali-kali itu jadi harapan, surat berantai luruh dalam sekali fitnahan. Ramadhan tahun ini tipis harapan, menjenguk keluarga dan kampung halaman.
Belum usai mimpi lebaran, pun Ramadhan masih jadi tungguan. Tepat tanggal 17 Juli dalam hitungan. Ayahanda pamit dalam suratan. Duduk bersimpuh tangan ditengadahkan. Mencoba tulus ikhlas yang hanya tersisa jadi pilihan. Tubuh bergetar air mata bercucuran, usah ditanya remuk di dalam. Nun di sana, suara seorang putri serupa dalam bisikan, “Ayah, kapan pulang? Kakek sudah pergi ke Tuhan.”
Lagi-lagi doa penuh harapan. Kepada Allah Rabbu’alam. Ayah diterima di sisi Tuhan. Tabah dan sabar untuk yang ditinggalkan. Ujung terakhir doa dilisankan, semoga pimpinan dapat ibrah dari segala tanda-tanda alam.
Di bawah bulan tak bersinar,
18 Juli 2010Analisis Puisi:
Puisi "Insan Cobaan" karya Herman RN menggambarkan perjalanan seorang manusia yang penuh dengan cobaan, kesabaran, dan kekuatan iman yang luar biasa.
Kesabaran dalam Cobaan: Puisi ini menggambarkan seorang manusia biasa yang dihadapkan pada cobaan dan ujian yang berat dalam hidupnya. Namun, meskipun mengalami berbagai kesulitan dan rintangan, ia tetap menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi segala hal.
Kekuatan Islam dan Iman: Penyair menyoroti kekuatan Islam dan iman sebagai sumber kekuatan yang memungkinkan seorang insan untuk bertahan dalam cobaan. Meskipun tidak memiliki kekuatan fisik seperti pohon gelumpang atau batu karang, iman dan keyakinan yang kokoh memberinya kekuatan untuk melewati segala ujian.
Perjalanan Hidup yang Penuh Ujian: Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup seorang insan yang penuh dengan cobaan dan ujian, baik dari rimba hingga ke kampung halamannya. Dia menghadapi tuduhan palsu, kurungan, dan pengkhianatan, tetapi tetap tabah dalam iman dan kesabaran.
Kehadiran Keluarga dan Doa: Meskipun terpisah dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya, insan ini tetap kuat karena didukung oleh doa dan kunjungan dari keluarga dan teman-temannya. Namun, kehadiran mereka juga menambahkan kesedihan dan kerinduan yang mendalam.
Harapan dan Kesimpulan: Puisi ini diakhiri dengan harapan bahwa pimpinan akan mendapatkan pelajaran dari pengalaman dan penderitaan yang dialami oleh insan tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi cobaan yang berat, insan ini masih mempertahankan harapan akan adanya keadilan dan pemahaman dari pihak yang berwenang.
Dengan demikian, puisi "Insan Cobaan" adalah puisi yang menggambarkan perjalanan hidup seorang manusia yang penuh dengan cobaan, kesabaran, dan kekuatan iman, serta menegaskan pentingnya doa, harapan, dan keyakinan dalam menghadapi segala ujian kehidupan.
Puisi: Insan Cobaan
Karya: Herman RN
Biodata Herman RN:
- Herman RN lahir pada tanggal 20 April 1983 di Kluet, Aceh Selatan.