Puisi: Hujan Masih Saja Gerimis (Karya Syamsu Indra Usman)

Puisi "Hujan Masih Saja Gerimis" menggambarkan perasaan kesendirian, kehampaan, dan keputusasaan seseorang dalam menghadapi hujan yang terus ...
Hujan Masih Saja Gerimis

Hujan masih saja gerimis
Sedangkan langkahku semakin gamang
Butir-butir embun di keningku
Masih belum juga mengkristal
Berkali-kali kuusap air mata
Namun kau masih saja mematung
Di atas taman tempat kita
Melahirkan anak manusia
Dalam wajah penumpah kerinduan

Tebing Tinggi, 2010

Sumber: Bisikan Malaikat (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan Masih Saja Gerimis" karya Syamsu Indra Usman adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kegamangan dan kesedihan seseorang dalam menghadapi hujan yang terus-menerus mengguyur.

Gambaran Hujan sebagai Metafora Kesedihan: Puisi ini menggunakan hujan sebagai metafora untuk menyampaikan perasaan kesedihan dan kegamangan yang dirasakan oleh pelaku puisi. Hujan yang terus-menerus gerimis melambangkan suasana hati yang terus-menerus hampa dan muram.

Kesendirian dan Kehampaan: Puisi ini menciptakan suasana kesendirian dan kehampaan yang mendalam. Langkah yang gamang dan butir-butir embun yang tidak mengkristal menggambarkan suasana hati yang bingung dan kehilangan arah. Hal ini mencerminkan kesulitan pelaku puisi untuk menemukan kedamaian dan kejernihan dalam situasi yang sulit.

Penggunaan Metafora Air Mata: Penggunaan metafora air mata yang diusap oleh pelaku puisi menambahkan dimensi emosional yang kuat pada puisi ini. Air mata yang tak kunjung kering menggambarkan kesedihan yang mendalam dan keputusasaan yang sulit diatasi.

Keberadaan Seseorang yang Matung: Pada bagian akhir puisi, ada penggambaran seseorang yang masih mematung di atas taman tempat mereka dulu melahirkan anak manusia. Hal ini mungkin menggambarkan kehilangan seseorang yang penting dalam kehidupan pelaku puisi, dan keberadaannya yang masih terasa meskipun sudah tiada.

Penumpahan Kerinduan: Kata-kata "Dalam wajah penumpah kerinduan" memberikan kesan bahwa meskipun hujan terus mengguyur dan kegamangan melanda, pelaku puisi masih memendam kerinduan yang dalam di hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kesedihan melanda, cinta dan kerinduan tetap mengalir dalam hati.

Puisi "Hujan Masih Saja Gerimis" adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kesendirian, kehampaan, dan keputusasaan seseorang dalam menghadapi hujan yang terus-menerus mengguyur. Dengan menggunakan metafora dan gambaran yang kuat, puisi ini berhasil menyampaikan kompleksitas emosi dan keadaan psikologis pelaku puisi dengan mendalam.

Puisi
Puisi: Hujan Masih Saja Gerimis
Karya: Syamsu Indra Usman

Biodata Syamsu Indra Usman:
  • Syamsu Indra Usman lahir pada tanggal 12 Oktober 1956 di Lahat, Sumatera Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.