Puisi: Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku" karya Isbedy Stiawan ZS merangkum perasaan seorang yang menantikan kehadiran seseorang yang sangat ...
Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku

kaukah yang bertutur
ketika hujan guyur?

ini waktu suaramu
masuk ke telingaku
bangunkan senjaku
"wahai, kau yang
menuruni tangga
pengasingan
apakah masih lupa
bawa mantra
menghapus wajah senjaku?"

dari tangga kau pergi
meniti tangga kau pulang
seperti induk burung
pergi dengan harapan
dan pulang bawa sarang
ke pucuk pohon
- istana -

suaramu bangunkan
wajah senjaku

menguningkan daun
mengeringkan ranting
- istana -

"jangan runtuhkan
anak tangga, wahai
ayolah meniti 
sebelum sore pergi
dan aku kembali
kepada senja."

sampai malam ini,
aku tetap menanti!

2007

Analisis Puisi:

Puisi "Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku" karya Isbedy Stiawan ZS merangkum perasaan seorang yang menantikan kehadiran seseorang yang sangat dicintainya.

Keintiman dalam Kehadiran Suara: Penyair mengekspresikan betapa pentingnya suara seseorang dalam kehidupannya. Suara tersebut memiliki kekuatan untuk mengubah suasana hati dan membangunkan wajahnya dari kehampaan. Hal ini mencerminkan kedalaman hubungan antara penyair dan orang yang dia tunggu.

Perjalanan Pengasingan dan Harapan Pulang: Puisi ini mencatat perjalanan seseorang yang meninggalkan dan kemudian kembali. Meskipun dia meninggalkan tempat itu dengan harapan, dia membawa kembali sesuatu yang berharga seperti burung yang membawa sarang ke pohonnya. Analogi ini menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan harapan dan pencarian.

Kecantikan dan Kerapuhan dalam Keindahan Alam: Penyair menggunakan gambaran alam untuk menciptakan atmosfer yang kaya akan kecantikan dan kerapuhan. Daun yang menguning dan ranting yang mengering menggambarkan siklus alam dan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Ini juga bisa dipahami sebagai metafora tentang kehidupan yang penuh dengan perubahan dan kejadian tak terduga.

Antara Pengharapan dan Keterpurukan: Penyair menunjukkan ketegangan antara pengharapan akan kehadiran seseorang dan kekhawatiran akan kegagalan atau kehilangan. Meskipun dia menantikan kepulangan orang yang dicintainya, dia juga khawatir bahwa anak tangga pengasingan akan runtuh sebelum sore pergi, menunjukkan kecemasan akan ketidakpastian masa depan.

Nostalgia dan Antisipasi: Puisi ini mencerminkan rasa nostalgia akan kehadiran seseorang yang telah pergi, sambil mengekspresikan antisipasi dan ketegangan atas kemungkinan kepulangannya. Bahkan saat malam tiba, penyair tetap menanti dengan harapan dan cinta yang tak berkesudahan.

Secara keseluruhan, puisi "Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku" adalah sebuah puisi yang menggambarkan kerinduan, harapan, kekhawatiran, dan kecantikan dalam perjalanan hidup yang penuh dengan perubahan dan pencarian akan kedamaian.

Puisi
Puisi: Suaramu Bangunkan Wajah Senjaku
Karya: Isbedy Stiawan ZS

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.