Analisis Puisi:
Puisi "Seorang Anak Bertanya" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan perbincangan antara seorang anak dan ibunya mengenai peran pemimpin dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Dialog Anak dan Ibu: Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang seorang anak yang ingin didongengkan oleh ibunya. Pertanyaan anak tentang pemimpin menciptakan landasan bagi cerita yang akan diungkapkan. Dialog ini menciptakan hubungan intim antara anak dan ibunya serta membuka jalan untuk refleksi tentang kepemimpinan.
Alur Cerita tentang Kelaparan: Ibunda menceritakan tentang seorang ibu tua yang memasak batu, dan anaknya menangis karena kelaparan. Cerita ini memberikan gambaran mengenai kesulitan hidup dan penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat akibat kelaparan.
Reaksi Raja terhadap Penderitaan: Cerita mencapai puncak ketika sang raja mendengar tangisan anak yang kelaparan dan merasa tergerak. Airmata sang raja menjadi simbol keprihatinan dan empati terhadap penderitaan rakyatnya. Ini dapat dianggap sebagai kritik terhadap pemimpin yang mungkin belum sepenuhnya memahami keadaan rakyatnya.
Berkali-kali Pergantian Pemimpin: Puisi menyiratkan bahwa meskipun telah terjadi pergantian pemimpin dan pemilihan umum, namun masalah kelaparan masih berlanjut. Hal ini menciptakan pertanyaan tentang efektivitas perubahan kepemimpinan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pertanyaan Anak yang Menyentuh: Akhir puisi mencapai klimaks ketika anak bertanya kepada ibunya, "Apakah bagi ibu pemimpin tak penting?" Pertanyaan ini mencerminkan ketidakmengertian seorang anak terhadap peran pemimpin dan menimbulkan refleksi mendalam tentang nilai dan arti kepemimpinan.
Kritik Sosial: Puisi ini dapat dianggap sebagai kritik sosial terhadap kondisi masyarakat yang masih menderita meskipun telah terjadi perubahan dalam kepemimpinan. Hal ini menciptakan kesadaran akan pentingnya tindakan konkret dan pemahaman yang mendalam dari pihak pemimpin terhadap kebutuhan rakyatnya.
Puisi "Seorang Anak Bertanya" mengandung pesan kritis dan refleksi tentang kepemimpinan, kepedulian terhadap penderitaan rakyat, dan peran pemimpin dalam menciptakan perubahan yang nyata dalam masyarakat. Melalui gaya naratifnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan mempertanyakan kembali efektivitas tindakan pemimpin dalam mengatasi masalah sosial.