Analisis Puisi:
Puisi "Kutitip Sebait Puisi, Juga Doa" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya yang penuh dengan makna dan perasaan. Puisi ini membahas perasaan seseorang yang merindukan seseorang yang mungkin sudah pergi atau tidak dapat dijangkau.
Ketidakmungkinan Bertemu: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa pintu rumah orang yang dicintai terkunci, yang menunjukkan ketidakmungkinan bertemu dengan orang tersebut. Hal ini menciptakan perasaan kekecewaan dan penantian yang panjang.
Kata-Kata sebagai Pengganti Kehadiran: Penulis menggunakan kata-kata sebagai pengganti kehadiran fisik. Dia mencoba "menitipkan kata, sebait puisi, juga doa" sebagai cara untuk berkomunikasi dengan orang yang dicintainya, meskipun tidak bisa bertemu langsung. Ini menggambarkan betapa kuatnya keinginan untuk berhubungan.
Perbandingan dengan Badai: Penulis membandingkan perjalanannya untuk bertemu dengan orang tersebut dengan "perahu menembus badai, ombak raksasa, laut hitam." Ini menggambarkan komitmen dan tekadnya untuk mencapai tujuannya meskipun rintangan yang sulit.
Harapan untuk Bertemu: Meskipun pintu rumah orang yang dicintai terkunci, penulis merasa tidak bisa pergi ke mana pun selain ke rumah tersebut. Ini menggambarkan betapa besar harapannya untuk bertemu dengan orang tersebut.
Masa Lalu dan Masa Depan: Puisi ini menggambarkan masa lalu di mana mereka bertemu ("waktu yang lain kita bertemu") dan merenungkan apakah cerita mereka akan berulang. Ini menciptakan perasaan nostalgia dan pertanyaan tentang masa depan hubungan mereka.
Puisi "Kutitip Sebait Puisi, Juga Doa" adalah ungkapan perasaan keinginan dan penantian seseorang untuk bertemu dengan orang yang dicintainya. Meskipun terdapat ketidakmungkinan dalam bertemu, puisi ini menggambarkan kekuatan cinta dan harapan untuk kembali bersama.