Kubaca Tubuhmu
tapi sebenarnya
kau tak pernah pergi
meski kota telah
mengurung dirimu
karena akan selalu
kubaca tubuhmu
bahkan beragam tanda
yang membuatku tak lupa
pertama kau menyapaku
dan aku menyebutmu
di hampir pagi;
- kita senasib,
dikutuk kata-kata -
ucapmu menulis pelangi
- kita sesepi,
dirajam mimpi-mimpi -
sahutku meraba pelangi
karena akan selalu
kubaca tubuhmu
yang tak usai-usai
jelang pagi ini,
maka kusibak kita
yang telah mengurung
tubuhmu;
berkeping-keping
telanjang
di ranah ini
kita jadi sepasang batu
tak selesai bercumbu
sebenarnya kau
tak pernah pergi
kecuali kembali
sebagai Putri.
21-22 Januari 2007
Puisi: Kubaca Tubuhmu
Karya: Isbedy Stiawan ZS