Puisi: Kenangan pada Juni (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Kenangan pada Juni" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan perasaan nostalgia dan penyesalan atas kehilangan yang tak terhindarkan, serta ...
Kenangan pada Juni

sebuah hari pertengahan tahun
pada kalender merekah
kulingkarkan satu angka
yang mengingatkan
darah tumpah jadi sungai usia

lalu berpangkal di laut
mengayuhkan setiap kapal
melukis beribu peta
di mana aku pernah bersuara

hanya sesaat sebab hujan
kemudian menghapusnya
melenyapkan setiap peta
dan melempar kapal-kapal
ke batas kanal

di laut tiada yang abadi
betapapun aku bersikukuh
hendak mengekalkannya,
bisik setiap kapal
yang kini terdampar

tapi dulu aku selalu
membenci maut
menepis segala gaib
menghamba akal
dan kekal

dan setelah Juni berkabut
oleh hujan yang mengabut
hingga melepas lima
dalam kalender buram
tak lagi kudapati peta
yang dulu kaucipta untukku

selain setiap kapal
harus terdampar di kanal
jadi karat
dan sekarat

bahkan pantai suatu-waktu bisa surut
menggelaparkan lokan dan cumi-cumi
sehabis gelombang membuncah
ke dalam diri: mengelamkan usiaku

mengenang Juni
dan hujan menghapus
jejaknya di kalender
aku makin terbata
membaca peta sendiri.

5 Juni 2006

Analisis Puisi:

Puisi "Kenangan pada Juni" karya Isbedy Stiawan ZS adalah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup dan kenangan yang terukir dalam ingatan. Puisi ini menggambarkan perasaan nostalgia dan penyesalan atas kehilangan yang tak terhindarkan, serta pengakuan akan keterbatasan manusia dalam mengontrol takdirnya sendiri.

Tema dan Makna

  • Kenangan dan Perubahan: Tema utama puisi ini adalah kenangan dan perubahan. Penyair merenungkan tentang kenangan masa lalu, terutama yang terkait dengan bulan Juni, dan bagaimana perubahan waktu dan keadaan dapat mengaburkan dan bahkan menghapus kenangan tersebut. Ini menggambarkan kontras antara kenangan yang kuat dalam ingatan dan realitas yang berubah-ubah.
  • Keterbatasan Manusia: Puisi ini juga menggambarkan keterbatasan manusia dalam mengendalikan takdirnya sendiri. Meskipun ingin menjaga kenangan dan mempertahankan hubungan dengan masa lalu, namun ada kekuatan luar yang tak dapat dicegah, seperti hujan yang menghapus jejak di kalender, yang akhirnya membuat penyair merasa terbata dan kehilangan.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Metafora: Penggunaan metafora dalam puisi ini, seperti "darah tumpah jadi sungai usia" dan "mengelamkan usiaku", menguatkan gambaran tentang perjalanan hidup dan kenangan yang terbawa seiring waktu. Metafora ini memperkuat tema perubahan dan kenangan yang terukir dalam ingatan.
  • Imaji: Penyair menggunakan imaji yang kuat untuk menciptakan gambaran yang jelas tentang perjalanan hidup dan kerapuhan kenangan. Gambaran tentang kapal-kapal yang terdampar dan peta yang dihapus oleh hujan membantu pembaca memahami perasaan kehilangan dan kerinduan dalam puisi ini.

Emosi dan Suasana

  • Nostalgia dan Penyesalan: Puisi ini menciptakan suasana nostalgia dan penyesalan atas masa lalu yang hilang. Penyair merenungkan kenangan yang sudah tidak bisa kembali dan merasa terbata saat menyadari betapa tak terhindarnya perubahan itu.
  • Kesedihan dan Kerinduan: Ada kesedihan yang terasa melalui kata-kata penyair yang merenungkan kehilangan dan perubahan. Kerinduan akan masa lalu dan keinginan untuk mempertahankan kenangan menjadi tema yang mengharukan dalam puisi ini.

Pesan dan Refleksi

Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup dan kenangan yang berharga. Penyair mengingatkan kita bahwa perubahan adalah bagian alami dari kehidupan, dan meskipun kenangan bisa terhapus oleh waktu, namun pengalaman dan pelajaran dari masa lalu tetap berharga.

Puisi "Kenangan pada Juni" karya Isbedy Stiawan ZS adalah ungkapan mendalam tentang perjalanan hidup, kenangan, dan perubahan. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nilai kenangan dalam kehidupan dan menerima keterbatasan manusia dalam mengontrol takdirnya sendiri.

Puisi
Puisi: Kenangan pada Juni
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.