Kau
kau telah kembali, rumah yang berwarna
dan pohon bagimu senda-gurau. seperti
adam dan hawa pertama kali
menempati taman-Nya
tiada lagi ular. desis yang merayu untuk
mencicipi buah itu. “inilah surga, sungai
yang mengalir susu. kebun anggur,
malam-malam gugur. berpeluk,” katamu
tapi, percayalah, setiap juntai rambutku
adalah ikrar kau tetap kekasihku:
menyusuri pantai, menanam jejak
di taman-taman, dalam bayangan
lelampu. aku akan bersamamu – tulismu
seperti baris puisi
dan, mungkin esok, pada masa lain
kau akan bertemu lagi dalam rindu
merah lampu…
- tapi kenapa jetti pangkor
menenggelamkan segala kenangan
bahkan jejak kita di pasir bogak,
teluk nipah, teluk dalam,
dan kampung masjid? -
7 Desember 2015
Puisi: Kau
Karya: Isbedy Stiawan ZS