Puisi: Akhir Tahun bagi Sahabat (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Akhir Tahun bagi Sahabat" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan refleksi terhadap akhir tahun, pergantian waktu, dan perubahan yang terjadi ...
Puisi Akhir Tahun bagi Sahabat
(: 2010)

apakah masih kauharap agar kuluruhkan
sehalaman akhir kalender di dinding itu
lalu melupakan seluruh angka dan huruf di sana
- beserta warna merah,
yang bukan noktah? -

dan mengucapkan sepenuh kasih
"selamat tinggal hari-hari
yang telah membuat kita tertawa,
berairmata, datangkan cinta,
serta mengumpulkan kecewa?"

apakah kau masih menginginkan
kuungkapkan satu kalimat:
"selamat tahun baru,
dan hari-hari yang masih misteri
untuk cinta, tawa, tangis, kemenangan,
ataupun duka?"

lalu setiap kali pergantian tahun
kau ingin keluar rumah
menghambur dalam desah pula
menatap langit diwarnai pecahan api
menjeritkan terompet:
apakah bunyi-bunyian dan pecahan api
mampu mengusir penghalang hari?

kini, almanak di dinding
semakin kuning
seperti warna tubuhku
yang terus menjadi tua
: kusut seumpama lembar penanda hari itu
untuk kemudian dilupakan
bahkan sebagai kenangan

kita hanya mengulang
nama hari, angka, bulan
juga tahun
untuk disingkirkan

kita hanya untuk berlalu
dari hari, minggu, bulan
dan tahun. dari angka-angka
menuju ke lain angkasa
sebagai mula peristiwa

kita hanya memandang
meliwati setiap tanggal, nama hari,
bulan, tahun berbilang
untuk ditanggalkan
dan - mungkin - tak dikenang

di hamparan tahun ini
kita hanya bertatap
cuma sekejap
lalu ditutup
lalu dikembangkan.

31 Desember 2010; 08.02

Analisis Puisi:

Puisi "Akhir Tahun bagi Sahabat" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan refleksi terhadap akhir tahun, pergantian waktu, dan perubahan yang terjadi dalam hubungan persahabatan.

Refleksi dan Nostalgia: Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang arti dan makna pergantian tahun. Penyair menyoroti bagaimana waktu berlalu dengan cepat, dan dengan itu, banyak momen-momen penting dan kenangan yang terjadi.

Pergulatan Emosional: Puisi ini mencerminkan pergulatan emosional yang dialami ketika menghadapi akhir tahun. Ada perasaan campur aduk antara nostalgia, harapan, kekhawatiran, dan kehilangan yang melanda saat memandang kembali momen-momen yang telah dilewati.

Simbolisme Almanak: Almanak di dinding menjadi simbol waktu yang terus berjalan dan mengingatkan akan perubahan yang tak terelakkan. Penyair menyoroti bagaimana hal ini mencerminkan proses penuaan dan kehilangan, baik secara fisik maupun dalam ingatan.

Kehangatan Persahabatan: Meskipun menghadapi pergantian waktu dan perubahan, puisi ini juga mencerminkan kehangatan persahabatan yang tetap ada di tengah-tengah perubahan tersebut. Ada ungkapan kasih sayang dan harapan untuk masa depan yang baru.

Misteri Masa Depan: Penyair menyinggung tentang misteri dan ketidakpastian yang melekat pada masa depan. Pergantian tahun menjadi waktu untuk merenungkan apa yang akan datang dan bagaimana kita akan menghadapinya.

Secara keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti waktu, perubahan, dan hubungan persahabatan dalam konteks pergantian tahun. Ini adalah sebuah refleksi yang dalam tentang perjalanan hidup dan kehangatan hubungan antarmanusia di tengah-tengah perubahan yang tak terelakkan.
Puisi
Puisi Akhir Tahun bagi Sahabat
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.