Puisi: Wisa Kentir ing Maruta (Karya Gunawan Maryanto)

Puisi "Wisa Kentir ing Maruta" menggambarkan pergumulan manusia dengan alam dan upaya untuk mempertahankan kenangan dan harapan di tengah tantangan ..
Wisa Kentir ing Maruta

Desember-Februari
Langit gelap
Angin beracun
Tetapi janji-janji
mesti ditepati
Seperti bibit padi
yang harus ditanam
Pada hujan yang berlebihan
aku hanya berdoa
sisakan jejak kakinya
sisakan harum tubuhnya
Pada sungai-sungai yang keruh
aku hanya berdoa
sisakan bayang wajahnya
sisakan sedikit saja.

Jogja, 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Wisa Kentir ing Maruta" karya Gunawan Maryanto adalah sebuah karya yang penuh dengan nuansa alam dan spiritualitas. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun bermakna dalam, puisi ini menggambarkan pergumulan manusia dengan alam dan upaya untuk mempertahankan kenangan dan harapan di tengah tantangan yang ada.

Tema dan Pesan

Tema utama puisi ini adalah tentang ketahanan dan harapan dalam menghadapi tantangan alam. Puisi ini juga mengangkat tema spiritualitas dan doa sebagai sarana untuk mencari perlindungan dan penghiburan. Pesan yang disampaikan adalah bahwa meskipun menghadapi kesulitan, seperti cuaca buruk dan kondisi alam yang tidak bersahabat, manusia tetap berusaha untuk memenuhi janji dan harapan yang telah ditetapkan.

Gaya Bahasa dan Imaji

Gaya bahasa dalam puisi ini sederhana namun kaya akan makna simbolis. Penggunaan kata-kata seperti "langit gelap," "angin beracun," dan "hujan yang berlebihan" menciptakan imaji yang kuat tentang tantangan alam yang dihadapi. Simbolisme seperti "bibit padi yang harus ditanam" menunjukkan tanggung jawab dan ketekunan manusia dalam menjalani kehidupannya meskipun dalam kondisi sulit. Frasa "sisakan jejak kakinya," "sisakan harum tubuhnya," "sisakan bayang wajahnya" menunjukkan keinginan untuk mempertahankan kenangan dan harapan di tengah ketidakpastian.

Struktur dan Ritme

Puisi ini memiliki struktur yang terdiri dari beberapa baris pendek, masing-masing menggambarkan aspek-aspek berbeda dari tantangan dan harapan. Struktur ini memberikan kesan reflektif dan meditasi, seolah-olah pembaca diajak untuk merenungkan setiap baris dan makna yang terkandung di dalamnya. Ritme puisi ini cenderung lambat dan penuh perasaan, mencerminkan suasana hati yang kontemplatif dan penuh doa.

Makna dan Interpretasi

Puisi ini memiliki makna yang mendalam tentang ketahanan manusia dalam menghadapi kondisi alam yang sulit. Langit gelap dan angin beracun melambangkan tantangan yang datang, sementara doa-doa yang dipanjatkan menunjukkan ketergantungan manusia pada kekuatan spiritual untuk bertahan. Permohonan untuk menyisakan jejak, harum tubuh, dan bayang wajah menunjukkan usaha untuk mempertahankan kenangan dan harapan meskipun dalam situasi yang tidak menentu. Ini bisa diinterpretasikan sebagai upaya manusia untuk menemukan makna dan ketenangan di tengah kekacauan.

Puisi "Wisa Kentir ing Maruta" adalah sebuah puisi yang indah dan mendalam, menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi kekuatan alam yang tidak dapat dikendalikan. Gunawan Maryanto berhasil menangkap esensi ketahanan dan harapan melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan doa dan pentingnya mempertahankan kenangan serta harapan di tengah kesulitan.

Dengan demikian, puisi ini memberikan pengalaman reflektif yang mendalam dan menginspirasi pembaca untuk tetap bertahan dan berharap meskipun menghadapi tantangan yang besar. Melalui penggunaan imaji dan simbolisme yang kuat, puisi ini menggambarkan keindahan dan kompleksitas hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.

Gunawan Maryanto
Puisi: Wisa Kentir ing Maruta
Karya: Gunawan Maryanto
Biodata Gunawan Maryanto:
  • Gunawan Maryanto lahir pada tanggal 10 April 1976 di Yogyakarta, Indonesia.
  • Gunawan Maryanto meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 2021 (pada usia 45 tahun) di Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.