Puisi: Waspa Kumembeng Jroning Kalbu (Karya Gunawan Maryanto)

Puisi "Waspa Kumembeng Jroning Kalbu" karya Gunawan Maryanto menggambarkan perubahan musim, perasaan nostalgia, dan perubahan dalam hubungan.
Waspa Kumembeng Jroning Kalbu

September-Oktober
Kau pernah bilang
: ada saatnya burung kembali bersarang
membangun segala yang pernah hilang
Dan kapuk-kapuk randu
bergetar sebab rindu
Di antara September dan Oktober yang riuh
lubang-lubang yang kautinggalkan
telah penuh terisi hujan
menggenang seperti rawa-rawa
Kau pernah bilang:
tanam saja padi gaga di sana
sebab aku tidak akan kembali
seperti Dewi Sri pada Sadana.


Jogja, 2014

Analisis Puisi:
Puisi "Waspa Kumembeng Jroning Kalbu" karya Gunawan Maryanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kehilangan, nostalgia, dan perubahan musim. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perubahan dalam hubungan dan keterhubungan manusia dengan alam.

Musim dan Perubahan: Puisi ini membahas perubahan musim, khususnya dari September ke Oktober. Musim adalah simbol perubahan alam dan perasaan manusia. Dalam puisi ini, perubahan musim menciptakan perubahan dalam perasaan dan emosi seseorang.

Simbolisme Burung dan Sarang: Burung yang kembali bersarang adalah simbol dari perubahan dan pemulihan. Sarang burung adalah tempat yang melambangkan rumah, keamanan, dan kedamaian. Dalam konteks puisi ini, sarang burung menjadi simbol pemulihan hubungan atau kembali ke rumah setelah masa kehilangan.

Nostalgia dan Kehilangan: Puisi ini menciptakan nuansa nostalgia, terutama dalam penggunaan kata-kata "membangun segala yang pernah hilang." Ini merujuk pada kehilangan yang mungkin terjadi dalam hubungan atau dalam kehidupan seseorang. Perasaan nostalgia muncul ketika seseorang merindukan hal-hal yang telah berlalu.

Gambaran Alam: Puisi ini menggunakan gambaran alam, seperti kapuk-kapuk randu dan rawa-rawa yang menggenang, untuk menciptakan latar belakang yang kuat. Gambaran ini menambah kedalaman puisi dan menghubungkan perasaan manusia dengan alam sekitarnya.

Pribadi dan Alam: Puisi ini menciptakan perbandingan antara perasaan pribadi dan alam. Seperti burung yang kembali bersarang dan lubang-lubang yang terisi hujan, ada perasaan bahwa kehilangan pribadi dapat diisi kembali oleh alam atau perubahan alam.

Puisi Modern: Gaya puisi ini adalah contoh dari puisi modern, di mana penggunaan bahasa dan metafora yang kompleks menciptakan lapisan makna yang mendalam. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema psikologis dan emosional dengan cara yang abstrak.

Puisi "Waspa Kumembeng Jroning Kalbu" menggambarkan perubahan musim, perasaan nostalgia, dan perubahan dalam hubungan. Ini adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme alam dan menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Melalui kata-kata dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan kehilangan dan perubahan dalam hidup.

Gunawan Maryanto
Puisi: Waspa Kumembeng Jroning Kalbu
Karya: Gunawan Maryanto
Biodata Gunawan Maryanto:
  • Gunawan Maryanto lahir pada tanggal 10 April 1976 di Yogyakarta, Indonesia.
  • Gunawan Maryanto meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 2021 (pada usia 45 tahun) di Yogyakarta, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.