Puisi: Sudah Aku Pilih Kata (Karya Sindu Putra)

Puisi "Sudah Aku Pilih Kata" menggambarkan perjuangan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang dalam, namun sering kali terhambat oleh ...
Sudah Aku Pilih Kata

Sudah aku pilih kata
untuk menangkap puisimu
tapi air matamu itu
tiada tersentuh isyaratnya
air itu memanjat
mencapai puncak deritaku yang terdalam
      
padahal, sudah aku belajarkan diri
membaca ayat pohon hayati
menanam gurindam, menenun pantun
di segenap bagian jiwa-raga. sawah tanpa tepi
namun, mataku gelap, tanganku buta
tak menjangkau kilau cahaya

padahal, sudah aku persiapkan hidup
menerima rima dunia
menempuh riuh kali jaman
namun, di antara sesak penumpang perahu waktu
yang tidur dengan mata terbuka
lidahku beku, tubuhku bisu
tak menemukan ruang terang
tempat televisi menyala 24 jam
tak menemukan tempat, yang tak akan dicapai 
hujan asam. hujan yang tak berhenti berlari

kata, sudah aku pilih 
untuk menghabiskan masa tanam musim ini
tapi, aku hanya tinggal petani,   
  sekaligus sapi, juga padi
yang aku panen, air mata yang berang
air mataku yang tiada sampai ke air matamu.

Analisis Puisi:

Puisi "Sudah Aku Pilih Kata" karya Sindu Putra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjuangan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang dalam, namun sering kali terhambat oleh keterbatasan dan kebingungan. Puisi ini mengungkapkan perasaan keputusasaan dan kegagalan dalam mencapai komunikasi yang mendalam dengan orang lain.

Pilihan Kata sebagai Sarana Ekspresi: Penyair menggunakan kata-kata sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran, namun dihadapkan pada keterbatasan dalam menyampaikan makna yang sesungguhnya. Ini mencerminkan upaya untuk mencari bahasa yang tepat untuk mengungkapkan kompleksitas perasaan.

Keterbatasan dalam Komunikasi Emosional: Puisi ini menggambarkan kesulitan untuk mengkomunikasikan emosi dan perasaan kepada orang lain. Meskipun telah memilih kata-kata dengan hati-hati, penyair merasa bahwa ekspresi tersebut tidak mampu mencapai keseluruhan makna yang diinginkan, terutama dalam menangkap isyarat dari air mata.

Perjuangan dalam Menerima Realitas: Penyair mencoba untuk menerima realitas dan menemukan ruang untuk menyampaikan makna hidupnya, namun terhambat oleh berbagai kesulitan dan hambatan. Hal ini tercermin dalam metafora hidup sebagai seorang petani yang mencoba untuk menghasilkan tanaman, namun hasilnya sering kali tidak sesuai harapan.

Konflik Internal dan Eksternal: Puisi ini mencerminkan konflik internal dan eksternal yang dialami penyair dalam mencari makna hidup dan mengungkapkan perasaannya. Konflik tersebut tercermin dalam perjuangan antara harapan dan realitas, serta antara keinginan untuk berkomunikasi dan keterbatasan dalam melakukannya.

Puisi "Sudah Aku Pilih Kata" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjuangan individu untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang dalam, namun terhambat oleh keterbatasan dan kebingungan dalam komunikasi. Melalui penggunaan metafora dan bahasa yang kaya, penyair berhasil menyampaikan kompleksitas perasaan dan perjuangan manusia dalam mencari makna hidup dan meraih pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan orang lain.

Puisi
Puisi: Sudah Aku Pilih Kata
Karya: Sindu Putra
© Sepenuhnya. All rights reserved.