Puisi: Pendongeng Mataram (Karya Sindu Putra)

Puisi "Pendongeng Mataram" menggabungkan keindahan dan kegelapan, keajaiban dan ketakutan. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imajinatif, ...
Pendongeng Mataram

matamu yang terpejam memiliki sihir
tanganmu yang berani mempunyai kegaiban sejati
dan dongeng yang kau tuturkan
akan abadi sepanjang jaman

maka kau kisahkan untukku
betapapun silam malam ini
jangan tinggalkan Mataram
dongeng yang tak pernah tua
menunggu di bagian kota yang kelam:

Ampenan
tempat tinggal pemilik nama
yang tak pernah dipakai
orang tua manapun untuk anaknya
:hidup dengan bunga-bunga pemakan daging
burung bermata tiga dan
bidadari yang lahir setiap purnama
dengan tanda bulan sabit merah
di keningnya yang lebam

cakranegara.
di pasar gelap, dijual
burung-burung yang dipotong paruhnya
kupu-kupu yang ditawarkan warnanya
di kampung-kampung berbentuk bujur sangkar
bulan disangkarkan
menunggu ayam jantan menunjukkan
arah padi tumbuh dalam lukisan cat air
dengan spuan gelap terang tinta cina

 
Mataram.
hujan melelehkan gorong-gorong
yang tersumbat sampah plastik
kain sisa pembalut luka, tissue penghapus ingus
di sekelilingnya:
tanah berlubang, langit berlubang, laut berlubang
tanah hitam, langit hitam, laut hitam

matamu terpejam,  tanganmu terbenam
2.000 hektar usiamu, : sawah abadi,
lahan terbuka hijau bagi lelaki penyair
menangkap mata rama-rama.

2014

Analisis Puisi:

Puisi "Pendongeng Mataram" karya Sindu Putra menghadirkan gambaran yang kuat tentang sebuah tempat yang kaya akan dongeng, keajaiban, dan misteri. Dengan penggunaan bahasa yang kaya akan imaji dan metafora, puisi ini mengajak pembaca untuk terbenam dalam dunia yang fantastis namun juga mencekam.

Dongeng dan Realitas: Puisi ini memperkenalkan pembaca pada dunia dongeng yang menghidupkan Mataram sebagai latar belakangnya. Dongeng-dongeng yang disampaikan oleh pendongeng menjadi sebuah jendela ke dalam realitas yang lebih dalam, tempat di mana kehidupan sehari-hari bertemu dengan keajaiban dan ketakutan.

Penggunaan Metafora: Penggunaan metafora dalam puisi ini sangat kuat. Mataram digambarkan sebagai tempat yang dipenuhi dengan simbol-simbol gelap dan misterius, seperti Ampenan dengan bunga-bunga pemakan daging, burung bermata tiga, dan bidadari dengan tanda bulan sabit merah. Setiap bagian dari Mataram memancarkan aura misteri dan ketidakpastian.

Realitas yang Kotor: Meskipun dihiasi dengan dongeng dan keajaiban, gambaran Mataram juga mencakup realitas yang kotor dan penuh dengan kebusukan. Kota ini digambarkan sebagai tempat yang tertutup oleh sampah plastik, kain pembalut luka, dan lingkungan yang rusak. Ini merupakan kontras yang kuat dengan keindahan dan keajaiban yang disampaikan oleh dongeng.

Penghormatan pada Alam: Pada akhirnya, meskipun Mataram digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan keanehan dan kegelapan, ada juga keindahan alam yang masih ada di sana. Sawah-sawah yang hijau dan luas mewakili kehidupan yang terus berlanjut di tengah-tengah semua ketidakpastian dan ketakutan.

Misteri dan Kehidupan: Puisi ini mengeksplorasi tema misteri dan kehidupan dalam konteks yang sangat khas. Pendongeng Mataram adalah pencerita cerita-cerita yang membawa orang ke dalam alam yang tak terbayangkan. Namun, di balik keindahan dongeng tersebut, terdapat lapisan-lapisan realitas yang rumit dan seringkali gelap.

Penggambaran Visual: Sindu Putra berhasil menciptakan gambaran visual yang kuat melalui penggunaan bahasa yang kaya akan detail-deskripsi. Pembaca dapat dengan jelas membayangkan setiap bagian Mataram yang digambarkan dalam puisi ini.

Puisi "Pendongeng Mataram" adalah sebuah karya yang menggabungkan keindahan dan kegelapan, keajaiban dan ketakutan. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imajinatif, puisi ini mengajak pembaca untuk menjelajahi dunia yang penuh dengan misteri dan kehidupan yang kompleks.

Puisi
Puisi: Pendongeng Mataram
Karya: Sindu Putra

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.