Analisis Puisi:
Puisi "Kejahatan yang Tersembunyi" menghadirkan gambaran misterius tentang kejahatan yang tersembunyi di dalam batin seseorang. Melalui simbolisme dan gambaran yang kuat, Mardi Luhung mengajak pembaca memasuki dunia pikiran dan perasaan yang penuh konflik.
Kobar Api dan Pedang yang Mengkilat: Metafora "Kobar api atan sebilah pedang yang mengkilat" membawa citra keganasan dan kemarahan. Api dan pedang menggambarkan potensi kehancuran yang mungkin disimpan di dalam pikiran seseorang. Kesal panjang yang "tak pernah mengenal kata maaf" menciptakan aura ketidakmampuan untuk memaafkan, mengisyaratkan dendam yang mendalam.
Seruan untuk Kembali dan Penolakan: Penggambaran seruan untuk kembali dari menara, tetapi penolakan untuk mematuhi, menciptakan ketegangan antara keinginan untuk mengubah arah dan keputusan untuk terus maju. Mungkin ini mencerminkan sikap keras kepala atau ketidakmampuan untuk mengakui kekeliruan.
Belerang dan Genangan yang Membayang: Belerang yang berjatuhan dan menimpa kepala yang "seperti daun dimakan belalang" membawa gambaran kerusakan dan penghancuran. Genangan menciptakan citra ketidakstabilan dan bayangan yang menyertainya, memberikan kesan bahwa kejahatan itu tidak hanya mempengaruhi individu tetapi juga lingkungan sekitarnya.
Wajah yang Mirip Mripat Saga: Deskripsi wajah yang mirip mripat saga, yang terkait dengan kesedihan dan tangisan bayi, menghadirkan gambaran kepiluan dan kesakitan. Ketika orang tua menabuhi peralatan dapur, bisa jadi mencerminkan bentuk simbolik dari kegusaran dan kehancuran yang disebabkan oleh kejahatan yang tersembunyi.
Ketidakmampuan untuk Terundur: Pernyataan "Aku adalah yang tak terundurkan" menciptakan citra kekokohan atau keras kepala yang mempertahankan keputusan atau tindakan. Namun, kemudian disusul dengan tidur di ranjang nomor 33 yang gemetar dan tersembunyi, memberikan nuansa kelemahan atau kerapuhan di balik keras kepala tersebut.
Puisi "Kejahatan yang Tersembunyi" merangkum konflik internal, kemarahan, dan ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan. Mardi Luhung menciptakan suasana misterius dan intens, mengajak pembaca untuk merenung tentang sisi gelap dan tersembunyi dalam diri manusia serta dampaknya terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Puisi: Kejahatan yang Tersembunyi
Karya: Mardi Luhung
Karya: Mardi Luhung
Biodata Mardi Luhung:
- Mardi Luhung lahir pada tanggal pada 5 Maret 1965 di Gresik, Jawa Timur.