Puisi: Kejahatan yang Tersembunyi (Karya Mardi Luhung)

Puisi "Kejahatan yang Tersembunyi" merangkum konflik internal, kemarahan, dan ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan. Mardi Luhung menciptakan ...
Kejahatan yang Tersembunyi

Apa yang kau sembunyikan di pikiranmu. Kobar api atan sebilah pedang yang mengkilat. Atau kesal panjang yang tak pernah mengenal kata maaf. Dari menara kau mendengar seruan agar

kembali. Tapi kau terus saja bergerak. Merasa langit telah bolong. Dan sekian belerang berjatuhan. Menimpa tiap kepala. Kepala yang seperti daun dimakan belalang.

Di genangan, kau melihat bayangan wajahmu. Wajah yang lebih mirip mripat saga. Mripat yang membuat tiap bayi menangis. Dan tiap orang tua menabuhi sekian peralatan dapur. Berteriak.

Menggusah. Dan kembali lagi menabuhi. Memang, waktu itu, semua yang kau pandang tampak demikian renik. Demikian gampang untuk dilumat dan dijentikkan.

"Aku adalah yang tak terundurkan," begitu teriakmu. Sebelum akhirnya kembali terlelap di ranjang. Ranjang nomor 33 di kamar yang gemetar. Dan tersembunyi.

Gresik, 2018

Analisis Puisi:

Puisi "Kejahatan yang Tersembunyi" menghadirkan gambaran misterius tentang kejahatan yang tersembunyi di dalam batin seseorang. Melalui simbolisme dan gambaran yang kuat, Mardi Luhung mengajak pembaca memasuki dunia pikiran dan perasaan yang penuh konflik.

Kobar Api dan Pedang yang Mengkilat: Metafora "Kobar api atan sebilah pedang yang mengkilat" membawa citra keganasan dan kemarahan. Api dan pedang menggambarkan potensi kehancuran yang mungkin disimpan di dalam pikiran seseorang. Kesal panjang yang "tak pernah mengenal kata maaf" menciptakan aura ketidakmampuan untuk memaafkan, mengisyaratkan dendam yang mendalam.

Seruan untuk Kembali dan Penolakan: Penggambaran seruan untuk kembali dari menara, tetapi penolakan untuk mematuhi, menciptakan ketegangan antara keinginan untuk mengubah arah dan keputusan untuk terus maju. Mungkin ini mencerminkan sikap keras kepala atau ketidakmampuan untuk mengakui kekeliruan.

Belerang dan Genangan yang Membayang: Belerang yang berjatuhan dan menimpa kepala yang "seperti daun dimakan belalang" membawa gambaran kerusakan dan penghancuran. Genangan menciptakan citra ketidakstabilan dan bayangan yang menyertainya, memberikan kesan bahwa kejahatan itu tidak hanya mempengaruhi individu tetapi juga lingkungan sekitarnya.

Wajah yang Mirip Mripat Saga: Deskripsi wajah yang mirip mripat saga, yang terkait dengan kesedihan dan tangisan bayi, menghadirkan gambaran kepiluan dan kesakitan. Ketika orang tua menabuhi peralatan dapur, bisa jadi mencerminkan bentuk simbolik dari kegusaran dan kehancuran yang disebabkan oleh kejahatan yang tersembunyi.

Ketidakmampuan untuk Terundur: Pernyataan "Aku adalah yang tak terundurkan" menciptakan citra kekokohan atau keras kepala yang mempertahankan keputusan atau tindakan. Namun, kemudian disusul dengan tidur di ranjang nomor 33 yang gemetar dan tersembunyi, memberikan nuansa kelemahan atau kerapuhan di balik keras kepala tersebut.

Puisi "Kejahatan yang Tersembunyi" merangkum konflik internal, kemarahan, dan ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan. Mardi Luhung menciptakan suasana misterius dan intens, mengajak pembaca untuk merenung tentang sisi gelap dan tersembunyi dalam diri manusia serta dampaknya terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Mardi Luhung
Puisi: Kejahatan yang Tersembunyi
Karya: Mardi Luhung

Biodata Mardi Luhung:
  • Mardi Luhung lahir pada tanggal pada 5 Maret 1965 di Gresik, Jawa Timur.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sahabat Laut Seperti manusia, sahabat laut bisa berganti bentuk. Jika senang akan gemuk. Jika susah akan susut. Terus memanjang. Seperti pilinan yang terentang dan hidup. …
  • Rancangan (: belajar dari Bahauddin Naqshband) Jika dia meluaskan tubuhnya, tentu punggung bukit terselimuti. Dan jika dia menciutkan bayangannya, tentu lubang semut t…
  • Lima Lampiran (: belajar dari gus mus) Di pesisir, Wak Huda adalah pendekar pencak. Khususnya pencak macan. Wak Huda juga punya group. Namanya: Group Pencak Macan. Group yang…
  • Penyair Tidur Penyair tidur. Tidur di sebelah puisi yang juga tidur. Dan mulut penyair terbuka. Mulut puisi juga terbuka. Dari mulut penyair bersembulan sekian kata. Sek…
  • Menara Kaktus (: seperti harjuna sasrabahu) Dari negeri sebelah aku didatangkan. Dibungkus daun jati. Diikat gelang rotan. Seperti tanda mata yang dihadiahkan oleh si …
  • Zahrotul (langgam blambangan) Peri belia yang menunggang daun menyusuri Kalisetail. Mencari kekasihnya yang katanya dikirim lewat kereta Rogojampi. Kereta yang juga mengirim…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.