Puisi: Hujan tak Tercatat (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi "Hujan tak Tercatat" menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual melalui gambaran hujan sebagai metafora bagi kenangan yang menyentuh ...
Hujan tak Tercatat

Di akhir hujan ini:
Kenangan kita yang kuyup akan berhembus
Melayarkan perahu.
Sepanjang kanal dan gudang-gudang tua
Mata kita basah, karena ingin mengenal
Cahaya...

"Ada warna tangis mengerdip di ufuk sana," pikir kita.
Ketika itu kita tentu teringat pada seberkas napas busuk
Dari mulut seorang gadis yang pintar merayu.
Di usianya kedua belas telah sempurna ia makamkan
Sebaris panjang catatan pelangi
Dalam rahimnya yang kering dan tersandera.
Barangkali kita iba, kita pun dahaga
Dan diam-diam membayangkan uap senja menitik dari
Tubuhnya hijau, jatuh perlahan, sebagai hujan
Yang tak selalu berakhir haru
Atau bertanya:
"Bila lelah badan bergoyang, Tuan, adakah perahu
masih tertambat di tepian?"

1993

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan tak Tercatat" karya Arif Bagus Prasetyo adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual melalui gambaran hujan sebagai metafora bagi kenangan yang menyentuh dan menggugah. Dengan penggunaan bahasa yang kaya dan imajinatif, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti kehilangan, kenangan, dan harapan dalam suasana hujan.

Gambaran Kenangan yang Menyentuh: Penyair memulai puisi dengan gambaran tentang akhir hujan, yang mengingatkan akan kenangan yang telah dilewati bersama. Kenangan ini dijelaskan sebagai sesuatu yang kuyup dan basah seperti hujan, tetapi juga memiliki keindahan dan kehangatan yang menghembuskan perahu untuk melayarkan kenangan tersebut.

Kesedihan dan Belasungkawa: Dalam puisi ini, terungkap juga rasa kesedihan dan belasungkawa atas kehilangan seseorang yang tampaknya masih muda. Penyair menggunakan gambaran seorang gadis yang meninggal di usia kedua belas tahun sebagai simbol dari kehilangan dan kekerasan yang terjadi dalam kehidupan. Namun, meskipun ada kesedihan, penyair juga menunjukkan adanya rasa iba dan belasungkawa.

Harapan dan Kerinduan: Meskipun ditemani oleh kesedihan dan kehilangan, puisi ini juga mengandung elemen harapan dan kerinduan akan masa depan yang lebih baik. Ada ungkapan diam-diam membayangkan uap senja menitik dari tubuh yang hijau, menggambarkan harapan akan keindahan yang tersisa dalam kenangan, bahkan dalam situasi yang penuh dengan penderitaan.

Pertanyaan yang Menyelusupkan: Puisi ini diakhiri dengan pertanyaan yang menyelusupkan, menciptakan kesan misterius dan merenungkan. Pertanyaan tentang perahu yang tertambat di tepian, memberikan kesan bahwa meskipun hujan berakhir, kenangan dan pengalaman akan tetap bersisa dan menjadi bagian dari perjalanan hidup yang terus berlanjut.

Puisi "Hujan tak Tercatat" adalah sebuah puisi yang memukau dan menggugah perasaan, menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual melalui gambaran hujan dan kenangan yang menyentuh. Dengan bahasa yang kaya dan imajinatif, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehilangan, kesedihan, harapan, dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan keindahan.

Puisi
Puisi: Hujan tak Tercatat
Karya: Arif Bagus Prasetyo
© Sepenuhnya. All rights reserved.