Analisis Puisi:
Puisi "Gambar untuk Sebuah Petang" karya Hasan Aspahani menghadirkan gambaran akan ketidaksiapan manusia dalam menghadapi waktu, serta perjalanan yang tak selalu mudah dalam memahami hubungan dan peristiwa yang terjadi dalam hidup.
Ketidaksiapan Manusia dalam Menghadapi Waktu: Puisi ini memulai dengan menggambarkan ketidaksiapan manusia terhadap waktu. Menggambarkan manusia sebagai murid di kelas tujuh, yang terlambat dalam memahami pelajaran yang diberikan atau mungkin waktu yang diberikan terlalu cepat. Ini menjadi metafora tentang bagaimana manusia sering kali merasa tak siap menghadapi perubahan atau kejadian dalam hidup.
Gambar Sebagai Representasi Momen yang Hilang: Fotografi dan gambaran geometri digambarkan sebagai gambar yang telah dicuri dari perempuan lain. Hal ini mungkin merepresentasikan momen atau kenangan yang hilang atau terambil oleh waktu atau orang lain, yang menimbulkan kesan kehilangan, kebingungan, dan kekhawatiran.
Kesulitan Memahami Tubuh dan Hidup: Puisi menggambarkan kesulitan untuk memahami tubuh dan kehidupan, yang begitu rumit seperti rumus matematika yang penuh dengan angka yang tampaknya tak kunjung berakhir. Analogi tubuh sebagai rumus sudut-sudut siku menekankan kompleksitas dalam mencoba memahami diri sendiri dan kehidupan.
Puisi ini menghadirkan gambaran tentang ketidaksiapan, kehilangan, dan kesulitan memahami peristiwa dalam hidup, serta kompleksitas dalam mencari makna dan pemahaman diri. Dengan analogi seputar pendidikan dan gambaran matematis, puisi ini menunjukkan kebingungan dan ketidakmampuan manusia dalam memahami peristiwa dan hubungan dalam kehidupan yang seringkali rumit dan tak terduga.