Puisi: Durung (Karya Mardi Luhung)

Puisi: Durung Karya: Mardi Luhung
Durung

"Apa kau kelak akan merindukan aku?" begitu bisik si jagal pada sapi yang akan dijagalnya. Bisik sendirian. Bisik yang ditangkap oleh tampar, lampu dan keliningan yang mengkilat. Keliningan yang tergeletak dengan bau liur sapi yang sengak dan menusuk. Keliningan dengan ukiran tak rumit.

"Apa kau kelak akan merindukan aku?" begitu kembali bisik si jagal. Dan si jagal terpejam. Dia merasa hantu dari sapi yang akan dijagalnya itu akan terus membuntutinya. Sambil memain-mainkan ekornya. Dan melenguh mengisi arah terbangnya. Ketika maut menutup umurnya. Senja tinggal seleher.

Arah terbangnya yang dijaga beribu punuk. Arah terbangnya yang tak mengenal tanda silang. Apalagi tanda buntu yang membuat siapa saja mesti berputaran. Lalu mengendap-ngendap di antara tembok, pintu, jendela dan lancip-lancip tanduk yang terhunus liat. Lancip tanduk yang kelabu.

"Apa, apa, apa kau kelak?" Ahai, untuk kali ini si jagal tak meneruskan. Dan lewat parit yang penuh darah. Keranjang yang penuh jerohan. Dan bak yang penuh kulit, urat dan kikil, si jagal pun merasa goloknya bergerak. Melompat dari sarungnya. Lalu bersiaga tepat di atas tengkuknya.

Saat itu, si jagal pun terkenang, pada pulau yang menyisih. Langit yang mengkerut. Dan saat itu juga, siapa yang akan mengayunkan golok itu ke tengkuknya? Dan siapa pula yang akan menggantung dan menguliti tubuhnya dengan sempurna? Si jagal pun merasa, sebagian dagingnya telah ditimbang!

Gresik, 2007
Puisi: Durung
Puisi: Durung
Karya: Mardi Luhung
© Sepenuhnya. All rights reserved.