Suluk Nyiur Melambai
Pohon-pohon lahir karena air, bersama daun
berguguran ke tanah, dipoles matahari. Di mataku,
pohon bertelur, bersama ranting-ranting
Tak ada lambai yang mengemas diriku
Pucuk-pucuk tumbuh begitu saja. Menggapai awan
riang berlari karena hasrat yang tertahan
hingga bulan menghampiri, siluet pun terbayang
Tak ada yang memintaku menjadi lancip
menyuruh menjadi akar, pohon-pohon hadir
mengasah hari dari kesunyian dan desau angin
Di kejauhan, di kedekatan, akulah nyiur itu. Suara
melodi, mengetuk detak jantung dan langkah kaki.
Menjadi tubuhmu, dalam lambaimu.
Puisi: Suluk Nyiur Melambai
Karya: Aprinus Salam