Puisi: Sekarangan Kembang (Karya Asmara Hadi)

Puisi "Sekarangan Kembang" karya Asmara Hadi menggambarkan cinta, perjuangan, dan harapan untuk masa depan.
Sekarangan Kembang
(Buat Ratna)

Mengarang aku, adikku ayu
Bunga dari taman jiwa
Kembang dewata kekal-tak-laju
Gemilang juita berwangi cinta

Buat engkau kembang kukarang
Akan hiasan kepalamu
Tanda cinta, dindaku sayang
Nyala kekal dalam jiwaku

Ingin aku sebagai pengarang
Meninggalkan syair gilang gemilang
Supaya cinta yang nyala sekarang
Sepanjang masa tiada ‘kan hilang

Supaya namamu, adikku ayu
Gemilang kekal dalam dunia
Dipuja segala pembaca sajakku
Ratna Asmara: cinta mulia

Dari milyunan dara di dunia
Kumuliakan engkau sebagai dewiku
Kupuja dengan nyanyian mulia:
Kembang dan setanggi dupa hatiku

O, dewi, yang menyinarkan cahaya
Terangilah selalu jalan jiwaku
Supaya sampai di bahagia raja
Dalam pelukan swarga cintamu

Ya, yakin aku, nanti tanganmu
Akan meletakkan tanda cintamu
Karangan bunga atas kepalaku
Karena aku setia selalu

Tiada takut tempo cobaan
Berdiri dahsyat antara kita
Yakin kuat dalam perjuangan
Untuk engkau, Ratna juita

Akan gemilang tenang matamu
Menyinarkan caya kasih abadi
Akan berkumpul hasrat jiwaku
Dalam bisikan "Kandaku Hadi"

Menggeram segara yang luas-dalam
Ketawa suara maut dan baja
Mancar halintar membelah malam
Gempita badai memburu segara

Dalam kedahsyatan malam gempita
Yang membuat cabar jiwaku
Terbayang gemilang pagi jelita
Ketika segala bersinarkan cintamu

Ingat aku akan pintamu
Semoga jiwaku selalu mulia
Dilindungi restu do’a cintamu
Sebagai satrya melalui dunia

Perasaan sangsi segeralah hilang
Digantikan perasaan yakin gembira
Di langit gelita gemilanglah bintang
Pemimpin jalanku di atas segara

Yakin jiwaku kapal ‘kan sampai
Dalam pelabuhan kota kencana
Tempat hidup gemilang permai
Manusia bagia sebagai dewa

Kita hidup dimasa yang indah
Zaman bangsa sadar kembali
Milyunan tangan kerja gelisah
Bangunkan swarga di atas bumi

Dengarlah dinda, dendang yang suka
Mendengung atas Indonesia
Masuk dalam hati yang duka
Membuat mata bersinar mulia

Ratnaku, dinda, bahagia kita
Dapat hidup di masa kini
Menanam bibit cinta dan cita
Yang akan berbuah di masa nanti

Dalam matamu, dinda juita
Kulihat sinar dunia baru:
Indonesia negeri kita
Bahagia di atas segara biru

Kulihat kanak bermain girang
Di tengah bunga yang sedang kembang
Di tengah padi: emas gemilang
Kerja petani sambil berdendang

Dalam fabrik yang gegap gempita
Kudengar nyanyian usaha raja
Ribuan mata mengintan cuaca
Ribuan tangan kerja suka

Kaum melarat tiada lagi
Tiap manusia berhak sama
Dari lahir sampaikan mati
Hidup bebas laksana dewa

Kalau aku melihat tawamu
Gemilangkan sinar cinta mulia
Terbayang-bayang depan mataku
Bagia raja benderang di dunia

Terdengar-dengar laguan melayang
Beritakan dunia makmur-damai
Umat manusia berkasih-sayang
Dalam persatuan tulus-permai

Ya, kekasih, yakin jiwaku
Cinta sosial pasti ‘kan menang
Kalau aku melihat tawamu
Gemilang tenang nandakan senang

O, kekasih, nyalakan jiwaku
Selalu dengan api cintamu
Supaya dapat kuat dan girang
Serta berjuang di zaman sekarang!

Membangunkan keindahan baru
Di negeri kita, Indonesia
Yang bagai zamrud di segara biru
Restui daku, kekasih mulia!

Sumber: Pujangga Baru (Juli-Agustus, 1940)

Analisis Puisi:

Puisi "Sekarangan Kembang" karya Asmara Hadi merupakan sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan perasaan mendalam. Dalam puisi ini, Hadi menyampaikan sebuah pesan tentang cinta, perjuangan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Tema dan Pesan

  • Cinta dan Kesetiaan: Tema utama puisi "Sekarangan Kembang" adalah cinta dan kesetiaan. Penyair mengungkapkan perasaannya yang mendalam terhadap seorang kekasih, yang digambarkan sebagai "adikku ayu" dan "Ratna Asmara". Cinta yang dinyatakan dalam puisi ini tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga meluas ke harapan dan cita-cita untuk masa depan yang lebih baik.
  • Harapan dan Masa Depan: Puisi ini juga mengandung tema harapan dan masa depan. Hadi berbicara tentang masa depan yang cerah di mana bangsa Indonesia akan hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan. Dia menggambarkan visi sebuah Indonesia yang makmur, di mana setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, dan mencerminkan impian untuk sebuah negara yang adil dan sejahtera.
  • Perjuangan dan Pengorbanan: Perjuangan dan pengorbanan adalah tema penting lainnya dalam puisi ini. Hadi menunjukkan keyakinannya bahwa cinta dan komitmennya akan membantunya menghadapi cobaan dan tantangan. Ada semangat perjuangan yang kuat dalam puisi ini, di mana penyair bertekad untuk bekerja keras dan berjuang demi masa depan yang lebih baik untuk dirinya sendiri dan untuk negara.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Simbolisme dan Metafora: Hadi menggunakan simbolisme dan metafora yang kaya untuk menyampaikan pesan-pesannya. Bunga, kembang, dan berbagai elemen alam lainnya berfungsi sebagai metafora untuk cinta, harapan, dan kemajuan. Simbol-simbol ini membantu menciptakan gambaran visual yang kuat dan menambahkan kedalaman emosional pada puisi.
  • Struktur Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang teratur dan berirama, dengan penggunaan pengulangan yang menekankan perasaan dan pesan utama. Pengulangan frasa seperti "Betapa lucu!" dan "O, kekasih" memberikan ritme yang menambah kekuatan ekspresi puisi.
  • Bahasa Puitis: Hadi menggunakan bahasa puitis yang kaya akan imajinasi dan emosionalitas. Pilihan kata seperti "kembang," "setanggi," dan "ratna" menciptakan suasana yang romantis dan idealistik. Penggunaan bahasa yang melibatkan nuansa religius dan mistis, seperti "cahaya" dan "dewa," menambah dimensi spiritual pada puisi.

Makna

  • Cinta sebagai Motivasi: Dalam puisi ini, cinta menjadi motivasi utama bagi penyair. Hadi menggambarkan bagaimana cinta kepada kekasihnya memberikan kekuatan dan inspirasi untuk mencapai tujuan besar dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Cinta ini juga diartikan sebagai kekuatan yang mendorongnya untuk berjuang melawan cobaan dan tantangan hidup.
  • Visi untuk Masa Depan: Puisi ini mencerminkan visi untuk masa depan yang ideal. Hadi membayangkan sebuah dunia di mana keadilan dan kesejahteraan mendominasi, dan di mana semua orang hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Ini menunjukkan impian dan harapan penyair untuk negara dan masyarakatnya, serta keyakinan bahwa perjuangan dan cinta akan membawa perubahan positif.
  • Cita-Cita Sosial dan Nasional: Hadi juga mengekspresikan cita-cita sosial dan nasional dalam puisi ini. Dia membayangkan Indonesia sebagai negeri yang makmur dan adil, di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama. Ini mencerminkan harapan penyair untuk kemajuan sosial dan kesejahteraan kolektif.
Puisi "Sekarangan Kembang" karya Asmara Hadi adalah karya yang mendalam dan penuh emosi, menggambarkan cinta, perjuangan, dan harapan untuk masa depan. Dengan penggunaan simbolisme yang kuat dan bahasa puitis, puisi ini menyampaikan pesan yang kuat tentang cinta yang abadi, impian akan kesejahteraan, dan keyakinan pada masa depan yang lebih baik. Puisi ini tidak hanya merayakan cinta pribadi tetapi juga menyoroti cita-cita sosial dan nasional untuk masa depan yang lebih cerah.

Puisi: Sekarangan Kembang
Puisi: Sekarangan Kembang
Karya: Asmara Hadi

Biodata Asmara Hadi:
  • Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
  • Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.