Puisi: Rosario (Karya Anthony Sutanto Atmaja)

Puisi "Rosario" karya Anthony Sutanto Atmaja terdiri dari dua bagian yang berbeda, tetapi keduanya menggambarkan tema yang terkait dengan doa, ...
Rosario (1)

Merangkai mawar
di tanah gersang yang rindu hujan.
Merangkai harap tak berkesudahan.

Rosario (2)

Memantrakan doa-doa bunga mawar
hora sancta enam puluh waktu
melingkari batas jiwa yang tanpa batas.

2010

Sumber: Doa-Doa Binal (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Rosario" karya Anthony Sutanto Atmaja terdiri dari dua bagian yang berbeda, tetapi keduanya menggambarkan tema yang terkait dengan doa, harapan, dan simbolisme keagamaan. Mari kita telaah lebih dalam tentang kedua bagian puisi ini.

Puisi Rosario (1)

"Merangkai mawar / di tanah gersang yang rindu hujan."

Bagian pertama puisi ini menggambarkan tindakan merangkai mawar di atas tanah yang gersang dan merindukan hujan. Gambaran ini dapat dipahami secara harfiah sebagai upaya memperindah atau menyuburkan tanah yang tandus dengan kehadiran bunga. Secara metaforis, ini juga bisa diartikan sebagai usaha untuk memberikan kehidupan atau keindahan pada sesuatu yang kurang subur atau hidup. Tindakan merangkai juga dapat melambangkan upaya manusia dalam merangkai harapan atau memperbaiki keadaan yang sulit.

"Merangkai harap tak berkesudahan."

Baris ini menunjukkan bahwa tindakan merangkai tidak hanya terbatas pada bunga fisik, tetapi juga mencakup merangkai harapan. Harapan yang tak berkesudahan mungkin mengacu pada keyakinan atau doa yang terus-menerus diberikan tanpa henti.

Puisi Rosario (2)

"Memantrakan doa-doa bunga mawar / hora sancta enam puluh waktu / melingkari batas jiwa yang tanpa batas."

Bagian kedua puisi ini menggunakan bahasa yang lebih religius dengan menyebut doa-doa yang dianalogikan dengan bunga mawar. "Hora sancta enam puluh waktu" mengacu pada tradisi rohani Kristen, di mana waktu doa atau meditasi sering kali diukur dalam periode waktu tertentu. Penggunaan "melingkari batas jiwa yang tanpa batas" menggambarkan dimensi spiritual yang tidak terbatas dan mendalam, di mana doa-doa memantrai jiwa dan mencapai kesempurnaan spiritual.

Simbolisme Rosario

Rosario, atau rosario dalam bahasa Indonesia, adalah alat doa Katolik yang terdiri dari manik-manik yang dihitung sambil memanjatkan doa-doa tertentu. Dalam puisi ini, rosario digunakan sebagai simbol doa dan upaya spiritualitas yang mendalam. Tindakan merangkai dan memantrakan doa-doa bunga mawar menciptakan gambaran tentang keintiman dengan spiritualitas dan hubungan pribadi dengan yang Ilahi.

Gaya Bahasa dan Struktur

Puisi ini ditulis dengan gaya yang padat dan penuh simbolisme, menggunakan bahasa yang indah dan metaforis untuk mengekspresikan tema keagamaan dan spiritual. Strukturnya terdiri dari dua bagian yang berdiri sendiri tetapi saling melengkapi dalam mengeksplorasi tema yang sama.

Puisi "Rosario" oleh Anthony Sutanto Atmaja adalah sebuah penggambaran tentang kegiatan spiritual dan doa-doa yang mengarah pada harapan dan keintiman dengan spiritualitas. Dengan menggunakan gambaran visual yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti doa, harapan yang tak berkesudahan, dan hubungan pribadi dengan yang Ilahi.

Puisi
Puisi: Rosario
Karya: Anthony Sutanto Atmaja

Biodata Anthony Sutanto Atmaja:
  • Anthony Sutanto Atmaja lahir pada tanggal 10 Juli 1980 di Gamping, Sleman.
© Sepenuhnya. All rights reserved.