Requiem
(1)
Kalimatku liang lahat yang melumat bunga-bunga. Amis dan retak-retak. Kalau nanti aku mati aromanya akan bangkit menggeliat dan berdesir mencabuti sulur-sulur pepohonan malam hari menguliti kubur-kubur makhluk mungil seperti kau yang meringkuk dalam gelap tak terbayang tak kuasa mengelakkan tatap mata ampunanku.
(2)
Jangan. Jangan sentuh nyawa kami yang tenteram dalam hening jurang ini, jangan keji sekaratmu menggergaji paruh girang burung-burung yang bersiul di belukar waktu malam. Apabila nadi koyak dikelucak terik siang atau paras penuh kasih laki-laki perempuan yang melirik lewat sorot menyelidik, kami hanya ingin mati lalu lahir dengan caling-caling api mencucuki busut-busut matahati dan meluap dari liang gosong-gosong kiasanmu yang bergaung. Kami tahu kuasamu tapi ngeri terperangkap lahat laknat kata-kata.
1997
Puisi: Requiem
Karya: Arif Bagus Prasetyo