Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Requiem 2003 (Karya Sindu Putra)

Puisi "Requiem 2003" karya Sindu Putra menggambarkan perenungan mendalam tentang identitas, keinginan untuk kembali ke akar, dan refleksi terhadap ...
Requiem 2003

aku ingin lahir kembali dan belajar menari di bale banjar
tubuhku dari tanduk serentak meliuk
mana kala alat musik dari tanah ditabuh
lidahku dari daun dan bibirku dari bunga bernyanyi
sampai sawah membelah menerima kelaminku dari hujan

Nyepi kali ini, aku ingin di Bali,
mengitari tanah payau dan hutan bakau
menyelinapi tempat penangkaran penyu api dan kupu-kupu air
masuk keluar desa yang diberi nama ikan,
kota yang dipetakan batas perdu
membubuhkan tanda tanganku di batu lahar
yang belum dipahat belum digoresi warna agar diingat sesaat
seindah bulu burung yang lepas sehelai
melayang-layang di tegalan kosong
taman moratorium rumah krematorium
klinik persalinan panti jompo hotel moneychanger
warung kopi restorant tempat ibadah
meja judi gallery arena sabungan ayam
bilik pelacuran instalasi gawat darurat rumah sakit jiwa
pasar hewan kuburan

seirama gerak anjing dan babi dalam tarianku

diam

gelap

aku hanya ingin pulang

masuki sarkopagus itu kembali
jadi petani

menanam padi di diri.

Analisis Puisi:

Puisi "Requiem 2003" karya Sindu Putra menggambarkan perenungan mendalam tentang identitas, keinginan untuk kembali ke akar, dan refleksi terhadap perubahan yang terjadi di Bali.

Tema Identitas dan Akar Budaya: Puisi ini mencerminkan tema utama tentang keinginan untuk kembali ke akar budaya dan identitasnya yang sejati. Sindu Putra mengungkapkan keinginannya untuk lahir kembali dan belajar menari di bale banjar, meresapi alam Bali dengan alat musik, lidah dari daun, dan bibir dari bunga. Ini mencerminkan cita-citanya untuk menyatu kembali dengan alam dan tradisi Bali yang kaya.

Bali dalam Transisi: Penyair menggambarkan Bali dalam transisi, di mana tradisi dan modernitas saling berbenturan. Dia merindukan Bali yang asli, yang masih memiliki tempat penangkaran penyu api dan kupu-kupu air, namun juga melihat realitas yang penuh dengan perkembangan urban seperti kota dengan batas-batas yang diberi nama-nama seperti ikan, dan berbagai tempat yang mencerminkan keragaman aktivitas manusia dari warung kopi hingga klinik persalinan.

Simbolisme Alam dan Perubahan Sosial: Puisi ini memanfaatkan simbolisme alam, seperti hujan yang melambangkan kehidupan dan kelahiran kembali, serta bulu burung yang lepas yang melambangkan keindahan dan kelepasan. Di sisi lain, simbolisme tempat-tempat seperti rumah krematorium, pasar hewan, dan kuburan mencerminkan perubahan sosial dan perubahan dalam masyarakat Bali yang tradisional.

Refleksi dan Keinginan untuk Kembali: Puisi ini juga menggambarkan refleksi pribadi penyair tentang keinginan untuk kembali ke akar-akarnya sebagai seorang petani, menanam padi di dirinya sendiri. Ini mencerminkan keinginan untuk kembali ke sumber kehidupan yang sederhana dan makna yang lebih mendalam dalam hidup.

Bahasa dan Ritme: Sindu Putra menggunakan bahasa yang kaya dan ritmis untuk mengekspresikan keinginan dan perenungannya. Pemilihan kata-kata yang mendalam dan simbolisme yang kuat membawa pembaca ke dalam suasana Bali yang unik, serta kontras antara tradisi dan modernitas yang ada di pulau tersebut.

Puisi "Requiem 2003" karya Sindu Putra adalah sebuah karya sastra yang menggugah untuk merenungkan tentang identitas, keinginan untuk kembali ke akar budaya, dan perubahan sosial yang terjadi di Bali. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan simbolisme yang dalam, penyair berhasil mengekspresikan kompleksitas emosi dan refleksi pribadi dalam konteks perubahan zaman.

Puisi
Puisi: Requiem 2003
Karya: Sindu Putra
© Sepenuhnya. All rights reserved.