Puisi: Pinangan (Karya Anjani Kanastren)

Puisi "Pinangan" karya Anjani Kanastren menggambarkan momen mendebarkan saat seseorang datang untuk melamar, menggabungkan perasaan cinta yang ....
Pinangan

Degup jantungku berdebar keras
Saat kau ada di depan pintu rumah
Pesonamu getarkan sukma
Yang telah lama mati

Suara itu adalah jawab
Bagi doa yang telah lama kunanti
Debar-debar itu memanggil
Dan aku tak mungkin berpaling.

1994

Sumber: Pesan Lewat Daun (2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Pinangan" karya Anjani Kanastren menggambarkan momen mendebarkan saat seseorang datang untuk melamar, menggabungkan perasaan cinta yang mendalam dan harapan yang terwujud. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Kanastren berhasil menangkap esensi emosional dari momen yang sangat spesial ini.

Tema Cinta dan Harapan

Tema utama dari puisi ini adalah cinta dan harapan. Degup jantung yang berdebar keras menunjukkan intensitas emosi yang dirasakan oleh penyair saat orang yang dicintainya datang ke pintu rumahnya. Ini adalah momen yang telah dinantikan, dan kehadiran sang kekasih membawa sukma yang telah lama mati kembali hidup.

Ekspresi Emosi yang Kuat

Puisi ini penuh dengan ekspresi emosional yang kuat. "Degup jantungku berdebar keras / Saat kau ada di depan pintu rumah" menggambarkan ketegangan dan kebahagiaan yang dirasakan penyair. Emosi ini adalah campuran dari kegugupan, kebahagiaan, dan harapan yang terwujud.

Penggunaan Bahasa yang Sederhana namun Mendalam

Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sederhana, namun sarat dengan makna. "Pesonamu getarkan sukma / Yang telah lama mati" menunjukkan bagaimana kehadiran kekasih mampu membangkitkan kembali semangat dan cinta yang telah lama terpendam. Ini adalah transformasi emosional yang kuat, dari mati rasa menjadi hidup kembali.

Doa dan Jawaban

Baris "Suara itu adalah jawab / Bagi doa yang telah lama kunanti" mengisyaratkan bahwa momen ini adalah jawaban dari doa-doa yang telah lama dipanjatkan oleh penyair. Ini menambahkan dimensi spiritual pada puisi, menunjukkan bahwa cinta yang datang adalah sesuatu yang diharapkan dan disyukuri.

Ketidakmungkinan untuk Berpaling

Baris terakhir, "Debar-debar itu memanggil / Dan aku tak mungkin berpaling," menunjukkan ketegasan keputusan penyair. Debar-debar yang memanggil adalah panggilan cinta yang tak mungkin diabaikan, dan penyair tahu bahwa ini adalah momen yang harus dihadapi dan diterima dengan sepenuh hati.

Puisi "Pinangan" karya Anjani Kanastren adalah puisi yang menangkap esensi dari momen cinta dan harapan yang mendebarkan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Kanastren menggambarkan perasaan yang mendalam dan transformasi emosional yang terjadi saat cinta datang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan intensitas emosi yang dirasakan oleh penyair, dari kegugupan dan kebahagiaan hingga kepastian dan penerimaan. Pesan dari puisi ini adalah tentang keajaiban cinta yang mampu menghidupkan kembali sukma yang telah lama mati dan menjawab doa-doa yang telah lama dinantikan.

Puisi
Puisi: Pinangan
Karya: Anjani Kanastren

Biodata Anjani Kanastren:
  • Anjani Kanastren, adalah nama pena dari Endang Widyaningsih, lahir pada tanggal 18 Januari 1963.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Nyalakan Terus Zaman mudaku masa ratapan Nasib berpalut duka kecewa Tercecer aku dalam perjuangan Merana dipalun hidup sengsara Sedang dirundung diarak untun…
  • WAKTU berteduhlah sekalipun di luar hanya gerimis dan kita terbiasa menghadapi amuk badai kita jadi lupa apakah siang atau sore hari sekali tik-tak waktu mengua…
  • Di KualaMalam silam fajar menyingsing,Awan berkuak matari nampak,Kabut berpusing daun berdering,Sinar kilauan di ombak rampak.Sayap terkembang masuk kuala,Putih berleret berbanjar-…
  • Variasi Pagi Matahari di sebalik kabut, subuh enggan beranjak Setapak sisi rerimbun bambu : pagi masih berembun. Kericik air di pangkal …
  • Anak Pedati Di bawah cahaya bulan purnama Sebaris pedati tampak beriring Suara gentanya redup bergema Melalui lembah sunyi berdenging. Bertiup lagu puputan r…
  • Balada Para Sufi Badai menerjang selat dan semenanjung hembuskan deru angkara ke lembah dan gunung orang-orang berlarian sambil mencari alam…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.