Puisi: Permainan Cahaya (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi: Permainan Cahaya Karya: Arif Bagus Prasetyo
Permainan Cahaya


melangkah ke arah mula Cahaya
hanya bisa
bila aku sudah mampu sepenuhnya
mendekap dingin jejakmu.

Sepasang kumbang di pojok taman
Yang gemetar. Yang dilukat rasa-sakit
dan belukar yang meliar
tiba-tiba ingin berkemas
seraya mengancingkan serpih-serpih
sayapnya yang telah parah
dilubangi cuaca.

Gurat aneh pada leher
Muncratan-muncratan sirop warna pastel dan
Tarian gila di udara
Menyengat-nyengat luka jantungnya.

Seberkas torehan kecil scalpel cahaya, ternyata
bisa memecah bertahun-tahun cawan racun
dalam dada. Sasmita
Paling ganas
Yang membayang lewat kening kamboja.

Baca air mataku...

Kaudengar?
Kalimat mereka melesat cepat
Bagai lembing halilintar. Lebih cepat lagi –
Namun takkan pernah selesai. Tak akan
Pernah sampai. Meski

Seluruh suara pun telah tandas
Ditenggak langit. Lewat jerit paling nyaring
Atau hanya kata-murung, yang
Melayang Gugup Dan meledak
Dengan manis
Di seputar trotoar
(Rerontoknya menyelinap diam-diam
Berterjunan
Jatuh ke pelukan
Hujan)

Seekor kumbang memejamkan perih jiwanya
Sementara sejoli sedih itu terus melangkah
Dengan paras kekanakannya.
Tangan-tangan mereka patah, berguguran
Sepanjang jalan.

Namun ia rasakan juga jemarinya makin asyik
Menari-nari. Mencakari celah basah
Antara gelap dan gumpalan asap kuning masa-silam
Berloncatan. Bertikaman dalam jurang
Permainan cahayamu.


1995

Puisi: Permainan Cahaya
Puisi: Permainan Cahaya
Karya: Arif Bagus Prasetyo

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.