Perjalanan Ambang:Meditasi
Mendadak wajah kita penuh kabut
Terjatuh di antara tebing, riak air, dan
Tiang-tiang listrik yang gemetar
Menahan kekosongan langit.
Kita menggenang seperti lembaran musim panas
Rontok dibakar kemegahan lampu taman.
Dan kehijauan asap sampah saat membusuk pada selasar
Adalah perhentian masa kecil kita yang kembali
Diledakkan. Dan berhambur memenuhi jalan batu,
Kolam pasir, jurang-jurang
Dari kegelapan kenangan.
Tapi waktu senantiasa tahu:
Di depan pintu, kita telah jauh tengadah
Menatap sore hanya serangga
Sambil membayangkan malam nanti bintang-bintang akan lepas
Bertabrakan. Sebelum luruh, menghilang ke seberang sungai
Diserap bayang-bayang-Mu yang menghujan tiba-tiba
Di setiap reruntuh pepohonan.
1993
Puisi: Perjalanan Ambang Meditasi
Karya: Arif Bagus Prasetyo