Puisi: Mei (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi "Mei" karya Arif Bagus Prasetyo menggambarkan perasaan cinta dalam berbagai dimensi dan nuansa. Dengan bahasa yang indah dan metafora yang ...
Mei

Cinta, sajak siapakah yang gemuruh dalam riuh jemariku yang jauh
Melepas deru beribu-ribu kereta hujan?

Sajak siapakah yang luruh dalam basah tubuh berdua yang fana
Dingin pada dinding museum, menara laut, lonceng surup, lalu pilu

Ah, segalanya, cinta. Biografi ini, kutahu, takkan
lengkap lagi terbaca. Tak akan mungkin lagi.

1994

Analisis Puisi:

Puisi "Mei" karya Arif Bagus Prasetyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dalam berbagai dimensi dan nuansa. Dengan bahasa yang indah dan metafora yang kuat, Prasetyo menggambarkan kompleksitas perasaan cinta dan keindahan yang terkandung di dalamnya.

Metafora Alam dan Perasaan: Puisi ini dimulai dengan metafora alam yang kuat, yang menciptakan gambaran tentang kekuatan dan intensitas perasaan cinta. "Gemuruh dalam riuh jemariku yang jauh" dan "deru beribu-ribu kereta hujan" menggambarkan bagaimana cinta bisa memenuhi jiwa dengan kekuatan alam yang dahsyat.

Kontras Antara Kekuatan dan Kerapuhan: Meskipun penuh dengan kekuatan, puisi ini juga menyajikan kontras dengan keadaan yang rapuh dan fana. Basah tubuh yang berdua, dingin pada dinding museum, menara laut, dan lonceng surup, menggambarkan kerapuhan hubungan manusia dan keterbatasan yang ada dalam kehidupan.

Kesadaran akan Keterbatasan Manusia: Di baris terakhir, "Biografi ini, kutahu, takkan lengkap lagi terbaca. Tak akan mungkin lagi," Prasetyo menunjukkan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam memahami dan mengekspresikan perasaan cinta. Meskipun cinta bisa menjadi pengalaman yang mendalam dan intens, namun ada aspek-aspek yang tidak mungkin dipahami sepenuhnya.

Keindahan Bahasa dan Bunyi: 
Puisi ini memancarkan keindahan dalam penggunaan bahasa dan bunyi. Bunyi-bunyi yang digunakan, seperti "gemuruh," "deru," dan "basah," menciptakan ritme dan nuansa yang menghidupkan puisi. Penggunaan kata-kata seperti "riuh jemariku yang jauh" dan "menara laut" memberikan gambaran yang jelas dan imajinatif bagi pembaca.

Pesan tentang Keindahan dan Keterbatasan Cinta: Melalui puisi "Mei", Prasetyo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan dan keindahan cinta, namun juga tentang keterbatasan dan kerapuhan yang terkandung di dalamnya. Puisi ini mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan manusia dan pentingnya menerima keterbatasan yang ada.

Secara keseluruhan, puisi "Mei" adalah sebuah karya sastra yang menggugah hati dan memperkaya pengalaman pembaca. Dengan keindahan bahasa dan metafora yang kuat, Prasetyo berhasil menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang cinta dan kehidupan.

Puisi
Puisi: Mei
Karya: Arif Bagus Prasetyo
© Sepenuhnya. All rights reserved.