Puisi: Mantra Pagi (Karya Aprinus Salam)

Puisi "Mantra Pagi" karya Aprinus Salam menghadirkan gambaran pemandangan pagi yang indah dan merayakan keajaiban alam.
Mantra Pagi


Kubuka subuh dengan suara burung
Bersama kayu yang melunak
dan daun yang menghijau kembali

Kubuka samar dengan tetes embun
Bersama udara yang buncah
dan awan yang kembali bergerak

Kubuka perasaan dengan kasih
Bersama harapan yang mendekat
dan kisah baru yang menjelang

            Apa yang bisa kau catat
            pada jalan bercelah
            selain usia yang entah


Analisis Puisi:
Puisi "Mantra Pagi" karya Aprinus Salam menghadirkan gambaran pemandangan pagi yang indah dan merayakan keajaiban alam.

Pemandangan Pagi yang Harmonis: Puisi ini dibuka dengan gambaran pemandangan pagi yang dipenuhi dengan suara burung, kayu yang melunak, dan daun yang menghijau. Gambaran ini menciptakan kesan keharmonisan dan keindahan alam pada saat matahari terbit.

Elemen Alam Sebagai Pengantar Hari: Puisi merangkai elemen-elemen alam, seperti tetes embun, udara yang buncah, dan awan yang bergerak, sebagai pengantar pagi yang segar. Penggunaan elemen alam ini membawa pembaca merasakan kesegaran dan kehidupan yang dimulai setiap pagi.

Pembukaan Pagi dengan Kasih: Kata-kata "Kubuka perasaan dengan kasih" menonjolkan tema cinta dan kehangatan sebagai bagian dari keberkahan pagi. Hal ini menciptakan nuansa positif dan memberikan kesan bahwa pagi adalah waktu yang tepat untuk merayakan cinta.

Antisipasi Harapan dan Kisah Baru: Puisi merinci pembukaan pagi dengan harapan yang mendekat dan kisah baru yang menjelang. Ini menciptakan atmosfer yang penuh dengan antusiasme, kemungkinan, dan kegembiraan untuk menghadapi hari yang baru.

Pertanyaan pada Jalan Bercelah: Baris terakhir, "Apa yang bisa kau catat / pada jalan bercelah / selain usia yang entah," membawa elemen refleksi dan pertanyaan tentang arti dari pengalaman hidup. Jalan bercelah mungkin mencerminkan perjalanan hidup yang tidak selalu mulus.

Kemegahan Sederhana: Puisi ini menyajikan keindahan pada momen-momen sederhana di pagi hari. Dengan membuka mata terhadap keelokan alam, puisi menciptakan pemahaman akan kemegahan dalam kesederhanaan.

Penggunaan Bahasa yang Sederhana: Bahasa yang digunakan dalam puisi ini relatif sederhana dan mudah dipahami, menciptakan keterhubungan dengan pembaca. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati menyampaikan pesan dengan kejelasan.

Keabadian dan Entropi: Pertanyaan mengenai usia yang entah pada jalan bercelah dapat diartikan sebagai refleksi tentang keabadian dan entropi, di mana pagi yang indah dan penuh harapan pada akhirnya akan berganti dengan usia dan pengalaman yang tak terelakkan.

Dengan gambaran alam yang kaya dan penggunaan kata-kata yang bijak, "Mantra Pagi" mengajak pembaca untuk meresapi keindahan dan keberkahan setiap pagi, serta merenungkan makna kehidupan yang terus berlanjut.

Puisi
Puisi: Mantra Pagi
Karya: Aprinus Salam
© Sepenuhnya. All rights reserved.