Analisis Puisi:
Puisi "Mantra Burung" karya Aprinus Salam adalah karya yang sarat makna dan penuh dengan imaji yang mendalam. Dengan menggunakan metafora burung, penyair menyampaikan pemikiran tentang perjalanan hidup, pencarian makna, dan persatuan dengan alam.
Simbolisme Sayap dan Terbang: Penggunaan simbolisme sayap dan terbang dalam puisi menciptakan gambaran tentang kebebasan, perjalanan, dan pencarian. Sayap burung menjadi sarana untuk mengukur terbang, yang bisa diartikan sebagai upaya untuk menjelajahi kehidupan dan menemukan makna.
Ranting-Ranting di Langit sebagai Rumah: Konsep rumah sebagai ranting-ranting di langit memberikan makna spiritual dan keterhubungan dengan alam. Rumah bukanlah tempat fisik, melainkan keberadaan di antara elemen-elemen alam yang membentuk lingkungan sekitar.
Belantara Tak dan Ruang Kematian: Frasa "Di belantara tak berjejak / Ruang kematianmu telah kau sediakan" membawa unsur misteri dan keabadian. Belantara tak menjadi simbol tantangan dan ketidakpastian, sedangkan ruang kematian menciptakan gambaran spiritual dan persiapan untuk akhir kehidupan.
Pengejaan Arah Angin dan Terbangnya Burung: "Aku masih mengeja arah angin / Kau telah terbang" menyoroti perbedaan antara mencari arah hidup dan kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman. Burung, dalam konteks ini, telah mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dan terbang menuju tujuannya.
Permohonan untuk Dijadikan Burung: Permohonan untuk dijadikan burung dan agar dia juga dijadikan burung menciptakan konsep persatuan. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk bersama-sama menjalani perjalanan kehidupan, terbang bersayap menuju takdir yang sama.
Menuju Ruang Kematian yang Sama: Puisi diakhiri dengan harapan untuk terbang bersama-sama menuju ruang kematian yang sama. Ini menciptakan citra persatuan dalam kehidupan dan kematian, menekankan siklus alamiah dan kontinuitas keberadaan.
Puisi "Mantra Burung" menciptakan atmosfer yang penuh dengan imaji dan makna. Aprinus Salam berhasil menggambarkan perjalanan hidup dan pencarian makna melalui metafora burung yang terbang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan, kematian, dan hubungan yang mendalam dengan alam. Dengan bahasa yang indah dan simbolisme yang kaya, puisi ini menjadi sebuah karya sastra yang menginspirasi pemikiran dan refleksi.